tirto.id -
Cuitan Hanum itu merujuk pada hasil hitung cepat Pemilu 2019 yang menunjukkan bahwa PSI terancam tak lolos untuk mendapat kursi parlemen lantaran mendapatkan suara kurang dari empat persen.
"Partai NasaKom. Bukan Nasionalis Komunis lho. Tapi Partai Nasib Satu Koma," kicaunya di Twitter pada Rabu (24/4/2019).
Hanum mengatakan bahwa cuitan itu memang secara sadar dibuat olehnya.
"Itu saya, dan saya bertanggungjawab atas apapun yang saya tulis di media sosial. Dan terkait dengan PSI saya tidak akan bilang kalau akun saya lagi diretas," katanya saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (25/4/2019).
Namun Hanum mengatakan bahwa cuitan itu dibuat untuk bercanda dan agar situasi politik tidak terus memanas.
Sehingga ia menyayangkan cuitannya itu ditanggapi serius oleh PSI. Karena partainya juga pernah mendapatkan hal seperti itu.
"Jadi politikus tidak boleh baperan. Dulu waktu PAN mungkin suaranya tidak menggembirakan juga banyak yang istilahnya bercanda dulu [menyebut] Partai Artis Nasional," kata Caleg DPRD DIY ini.
Oleh karena itu jadi politisi, khusunya para politisi PSI yang partainya ia sebut harus bisa sabar dan luas hatinya dalam mengahadapi respons publik yang beragam.
Hanum kemudian mencontohkan dirinya yang juga pernah mendapatkan respons negatif dari masyarakat saat berkomentar mengenai kasus berita bohong Ratna Sarumpaet.
Namun ia kemudian menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya itu.
"Saya pernah jadi korban kebohongan, tapi satu hal saya itu menjunjung tinggi apa yang namanya integritas. Dalam action apa yang sudah saya lakukan harus dipertanggungjawabkan dan saya dalam hal ini [kasus Ratna Sarumpaet] juga sudah minta maaf," kata dia.
Oleh karena itu Hanum kembali menegaskan agar politisi tidak usah terlalu baperan. Harus bisa membedakan saat serius dan bercanda.
"PSI ini kan partainya anak-anak muda. Anak muda itu mesti harus fun, jangan terus apa-apa gitu aja sudah ngomel-ngomel. Ya udah ganti aja dibercandain Partai Amanat Nasional," kata Hanum.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari