tirto.id - Dewan Ikatan Dai Aceh mengusulkan sekaligus mengundang dua pasangan calon presiden-calon wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi untuk mengikuti tes membaca Alquran. Tes membaca Alquran ini rencananya akan dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada 15 Januari 2019.
Juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sodik Mudjahid mengatakan Prabowo-Sandiaga menghormati undangan tersebut.
Namun, dikatakan Sodik, tes membaca Alquran tak perlu dilakukan bagi capres-cawapres. Menurutnya, kemampuan membaca Alquran bukan syarat yang diatur bagi setiap paslon tapi hanya sebagai kemampuan lebih saja.
"Tes, amati dan cermati pemahamannya terhadap Alquran, tapi tidak melalui tes khusus karena bisa tampak dalam debat, dalam pidato dan dalam pendapat dan pemikirannya selama ini," kata Sodik kepada Tirto, Senin (31/12/2018).
Sodik yang juga duduk sebagai Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI yang membidangi sosial dan agama itu menilai memang penting bagi setiap paslon untuk bisa membaca Alquran. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana setiap manusia memahami dan melaksanakan amalan-amalan yang ada di dalam Alquran.
"Tapi yang sangat dan lebih penting adalah pemahaman terhadap isinya dan bagaimana mengamalkannya secara demokratis dan konstitusional di NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD 1945," ujar Sodik.
Ketua DPP Partai Gerindra itu kemudian membandingkan tes baca Alquran bagi paslon capres-cawapres dengan tes calon Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Menurut Sodik, kandidat Ketum PSSI selama ini tidak pernah dites cara menendang atau pun men-dribble bola.
Namun, calon Ketum PSSI akan dilihat bagaimana ia menawarkan visi misi dan programnya untuk bisa memajukan sepak bola Indonesia.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri