tirto.id - Ketua Umum Persaudaraan Alumni 212 Slamet Ma'arif menyindir gerakan Rabu Putih yang digagas Capres-Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat hari pencoblosan. Ma'arif mempertanyakan perubahan simbol kotak-kotak yang selama ini dipegang kubu Jokowi menjadi warna putih.
"Saya bingung kenapa sekarang kok jadi hilang kotak-kotaknya apa sudah luntur kotak-kotaknya kemudian berubah jadi putih," kata Ma'arif saat ditemui di kompleks Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu (31/3/2019).
Meski menyindir, Ma'arif tidak menyoalkan perubahan gaya berpakaian Jokowi dan para pendukungnya. Menurut Ma'arif, penggunaan warna putih adalah hak setiap orang.
Namun, Mantan Jubir Front Pembela Islam (FPI) ini mengingatkan kalau mereka sudah lama menggagas gerakan dengan menggunakan pakaian putih-putih. Mereka tetap akan menjalankan rencana memilih dengan mengenakan pakaian putih-putih.
"Kami akan tetap putihkan TPS di hari H-nya dan tetap akan mengenakan atribut putih-putih. Kalau mereka mau ngikutin ya monggo-monggo saja itu hak mereka, tapi kita bertanya semuanya kemana itu kotak-kotaknya," kata Ma'arif.
Sebelumnya, melalui tulisan tangan pada secarik kertas, Jokowi menuliskan pesan kepada pendukungnya untuk meramaikan TPS dengan mengenakan baju berwarna putih saat hari pencoblosan nanti.
"Gunakan hak pilih kita pada tanggal 17 April 2019. Jangan lupa pilih yang bajunya putih. Karena putih adalah kita. Kita semua ke TPS berbondong-bondong berbaju putih."
Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Usman Kansong membenarkan adanya tulisan dari Joko Widodo menginstruksikan pendukungnya mengenakan baju berwarna putih saat hari pencoblosan, 17 April 2019.
Kata Usman, tulisan tersebut langsung ditulis tangan Jokowi setelah melaksanakan kampanye terbuka pada hari pertama, Minggu (24/3/2019) di Banten.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dipna Videlia Putsanra