tirto.id - Wakil Ketua Komisi VII Fraksi Golkar Ridwan Hisjam menyebutkan, Menteri BUMN Rini Soemarno bertanggung jawab terhadap jajaran direksi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) atas kasus pemadaman listrik massal atau blackout yang terjadi dari Minggu (4/8/2019) sampai hari ini.
Komisi VII DPR yang membidangi urusan energi mengkritik Rini karena dianggap tidak sanggup memantau keandalan PLN terkait pemadaman listrik secara massal di sebagian besar Pulau Jawa.
"Saya melihat ini bukan tanggung jawab direksi PLN, tapi tanggung jawab Menteri BUMN. Menteri BUMN harus bertanggung jawab terhadap kejadian PLN," jelas dia kepada wartawan, di Jakarta, Senin (5/8/2019).
Ia menjelaskan, Rini Soemarno harus bertanggung jawab karena telah membiarkan direksi PLN lemah mengawasi perawatan jaringan.
Terutama, kata Ridwan, ketika Direktur Utama (Dirut) PT PLN nonaktif PLN Sofyan Basir diciduk KPK jadi tersangka kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1.
"Nah, kenapa saya bilang ini tanggung jawab Menteri BUMN, karena dia membiarkan direksi PLN yang sudah kehilangan nakhoda tidak melakukan perombakan signifikan. Dirut PLN harusnya diganti," jelas dia.
Ia mengatakan, langkah PLT terbatas untuk melakukan perombakan direksi. Ia menyebut, kondisi internal PLN yang membuat PLN lamban untuk mengatasi kasus blackout yang hingga saat ini masih terjadi.
"Ini, kan, sekarang PLT Dirut, kewenangannya terbatas. Ini tanggung jawab Menteri BUMN, jadi bukan direksi PLN yang disalahkan ya," jelasnya.
"Menteri BUMN yang harus disalahkan karena tidak mengantisipasi. Kemudian Jajaran direksi PLN saya lihat nggak ada yang punya background menguasai jaringan transmisi, kan ada 12 orang ya tapi tidak ada. Rata-rata background-nya untuk distribusi, jadi untuk cari duit," tambah dia.
Pemadaman listrik masih terjadi di beberapa wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hari ini, Senin (5/8/2019). Mati listrik massal ini mulai terjadi pada Minggu (4/8/2019).
PLN awalnya mengatakan, penyebab listrik padam adalah gangguan pada gas turbin 1 sampai 6 di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Cilegon, Banten dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin di Cilegon.
Namun pernyataan ini diralat. Penyebab blackout, kata PLN, adalah gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran dan Pemalang.
Direktur Pengadaan Strategis 2 Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, gangguan transmisi terjadi karena ada kelebihan beban listrik khususnya di Jakarta, Bekasi, dan Banten. Logikanya sama seperti listrik 'jetrek' di rumah.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dhita Koesno