tirto.id - Pengajar Ilmu Politik dan Pemerintahan UGM Arya Budi menilai isu melangkahi makam yang terjadi beberapa waktu lalu tetap menjadi isu penting, khususnya bagi warga NU. Hal tersebut mengingat kuatnya tradisi NU terhadap tradisi berziarah ke makam.
"Konteks politik itu sangat berarti, apalagi mengingat makam yang dilangkahi itu dari kyai NU, kita tahu tradisi orang NU datang ke makamsangat kuat. Mereka berdoa di sana dan sangat menghormati. NU tentu tahu etikanya mengunjungi makam," katanya saat dihubungi reporter Tirto, Selasa (13/11/2018) pagi.
Beberapa waktu lalu, Sandiaga Uno melangkahi makam ulama sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri di Kompleks Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
"Jika ada capres dan cawapres secara etik dan adab sangat bertolak belakang dengan kebiasaan orang-orang itu, ini akan jadi persoalan. Orang-orang NU akan menganggap bahwa orang yang sembarangan melakukan sesuatu di makam itu bukan bagian mereka," lanjut Arya.
Oleh karena itu, Arya menilai pentingnya isu melangkahi makam tersebut. Karena, menurut Arya, si politikus akan dianggap tak sejalan secara sosiologis dan ideologis dari warga setempat dengan etika dan adab khusus.
"Dan lagi-lagi, ini bisa menjadi peluru kubu seberang menyerang dan menggoreng isu ini. Ini hal yang sangat penting saya rasa," kata Arya.
Pada sebuah video yang viral di media sosial tampak Sandiaga sedang melakukan tabur bunga di makam KH Bisri Syansuri.
Setelah selesai, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu terlihat melangkahi makam tersebut untuk beralih menabur bunga ke makam lain. Sedangkan Prabowo yang hadir dalam kegiatan itu memilih memutar ketimbang melangkahi makam.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Maya Saputri