Menuju konten utama

Soal Gelombang ke-3 Corona, Kemenkes Harap Tak Setinggi Sebelumnya

Sejumlah epidemiolog memprediksi gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia akan terjadi pada Desember 2021.

Soal Gelombang ke-3 Corona, Kemenkes Harap Tak Setinggi Sebelumnya
Pengendara melintas disamping mural yang bertemakan kampanye melawan COVID -19 yang ada di kawasan Tanah Tinggi, Tangerang, Banten, Rabu (20/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya mengantisipasi kemungkinan terjadinya gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia. Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi berharap apabila gelombang ketiga terjadi tak separah sebelumnya.

"Kami selalu mengantisipasi kemungkinan potensi adanya peningkatan kasus [yang memicu gelombang ketiga COVID-19] mengingat berapa negara sudah mengalami hal tersebut," kata Nadia saat dihubungi, Senin (20/9/2021).

Nadia tak memungkiri prediksi sejumlah epidemiolog yang menyebut bahwa gelombang ketiga akan terjadi pada Desember 2021.

"Harapan kita [gelombang ketiga COVID-19] bisa lebih rendah mengingat cakupan vaksinasi diperkirakan juga lebih besar," ujar Nadia.

Epidemiolog asal Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan berdasarkan hasil pemodelan, Indonesia diprediksi akan mengalami gelombang ketiga COVID-19. Namun diperkirakan gelombang penularan virus Corona semakin mengecil dibandingkan sebelumnya.

"Bicara potensi gelombang ketiga saat ini dalam analisis terakhir semakin mengecil dan mundur di Desember [2021]," kata Dicky saat dihubungi pada Senin (20/9/2021).

Berdasarkan perhitungan sebelumnya, gelombang COVID-19 yang cukup tinggi diprediksi terjadi pada Oktober 2021. Akan tetapi, dari hasil pemodelan yang terus berkembang secara dinamis, gelombang ketiga diprediksi pada Desember dan makin mengecil.

Estimasi gelombang yang mundur dan makin mengecil ini kata Dicky karena keberhasilan intervensi. "Berarti ini ada intervensi yang efektif. Entah itu PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) atau vaksinasi."

Dicky menyebut PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat efektif sehingga mesti dipertahankan. Tidak harus level 4 secara ketat, tetapi dapat diterapkan PPKM level 1 atau 2.

"Sehingga kegiatan masyarakat tidak banyak terganggu, tapi juga tidak memperburuk situasi pandemi," kata dia.

Baca juga artikel terkait LAJU KASUS COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan