Menuju konten utama

Soal Anggaran Janggal, Gerindra Minta PSI "Kurangi Genit Sedikit"

Gerindra meminta PSI tak terlalu genit. Toh ada forum untuk membahas anggaran-anggaran yang janggal.

Soal Anggaran Janggal, Gerindra Minta PSI
Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2019). ANTARA/Andi Firdaus

tirto.id - Anggota DPRD DKI fraksi Partai Gerindra, M Taufik, menilai "tak ada yang istimewa" dari manuver PSI membongkar mata anggaran ganjil dalam Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran (KUA-PPAS) untuk APBD DKI 2020 mendatang.

Ia mengklaim apa yang dilakukan PSI dengan mengoreksi anggaran lazim belaka dan sudah dilaksanakan semua anggota dewan. Dan karenanya PSI "genit" saja.

"Enggak apa-apa genit, boleh, enggak ada masalah, cuma genitnya harus dikurangi sedikit," kata Taufik saat ditemui di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/11/2019) siang.

Semua berawal dari manuver anggota DPRD DKI fraksi PSI William Aditya Sarana beberapa waktu lalu. Lewat media sosial, William melansir beberapa anggaran ganjil di KUA-PPAS, termasuk lem Aibon yang mencapai Rp82,8 miliar dan pulpen Rp123 miliar.

Taufik mengatakan pada masa kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok, dia pernah menemukan anggaran janggal. Tapi hal itu tak berujung ramai karena Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengajukan anggaran itu langsung dipanggil dan minta klarifikasi.

"Dulu saya temukan selisih Rp1,2 triliun," katanya.

Taufik mengklaim saat itu sengaja tak membukanya ke ke publik lantaran anggaran yang diajukan masih sebatas perencanaan dan belum dibahas antara eksekutif dan legislatif.

Taufik lantas menganjurkan PSI melakukan hal yang sama.

"Ayo, kita diskusi dengan argumen yang kuat di dalam [rapat]. Jadi mendefinisikan transparansi itu bukan diawur-awur," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KUA-PPAS 2020 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino