tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan realisasi anggaran tahun 2020 untuk penanganan pandemi COVID-19 sebesar Rp4,7 triliun. Anggaran tersebut berasal dari realisasi Belanja Tidak Langsung sebesar Rp29,01 triliun. Salah satu komponen belanja tidak langsung adalah belanja tidak terduga (BTT).
Pada tahun anggaran 2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melakukan refocusing anggaran untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19, diantaranya melalui perubahan anggaran Belanja Tidak Terduga, dari sebesar Rp188,90 miliar menjadi Rp5,52 triliun.
Hal tersebut dipaparkan oleh Anies saat Rapat Paripurna dengan DPRD DKI dalam rangka Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertangungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2020.
"Realisasi Belanja Tidak Terduga tahun anggaran 2020 adalah sebesar Rp4,70 triliun," kata Anies, Kamis (29/7/2021).
Dari nilai Rp5,52 triliun, DKI hanya merealisasikan penggunannya sekitar 85,27 persen atau Rp4,70 triliun. Uang tersebut digunakan untuk realisasi bidang kesehatan Rp918,61 miliar dan jaring pengaman sosial sebesar Rp3,78 triliun.
"Lalu untuk Jaring Pengaman Sosial (Social Safety Net) sebesar Rp.3,78 triliun," ucapnya.
Nilai refocusing merupakan bagian dari alokasi anggaran BTT. Dalam APBD 2020, tercatat anggaran untuk BTT sebesar Rp33,65 triliun. Untuk realisasinya, Pemprov DKI berhasil membukukan Rp29,01 triliun.
"Realisasi Belanja Tidak Langsung Rp29,01 triliun atau 86,23 persen dari anggaran Rp33,65 triliun," rincinya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Bayu Septianto