tirto.id -
Artinya, konsumen bisa mendapat barang kebutuhan bahkan hingga tiket perjalanan namun pembayarannya dilakukan kemudian hari.
Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah menjelaskan, fasilitas itu hadir karena ada kerja sama antara marketplace dan fintech pembiayaan peer to peer lending atau yang lebih dikenal dengan pinjam online.
Hal ini ternyata bisa mendongkrak penyaluran kredit dari aplikasi financial teknologi (fintech) peer to peer lending alias pinjaman online.
"Kolaborasi antara peer to peer lending dengan e-commerce juga sudah semakin banyak. Disinilah sebenarnya si trigernya. Trigger-nya apa, trigger-nya orang bisa belanja tiket pakai paylater belanja untuk kebutuhan dan keperluan Lebaran," jelas dia kepada Tirto, Jumat (17/5/2019).
Dengan kerja sama tersebut Kuseryansyah menjelaskan, pihaknya bisa meningkatkan volume dan frekuensi transaksi menuju Lebaran.
Terutama untuk jenis pinjaman konsumsi dan produksi, nilai pinjaman untuk keduanya meningkat tajam sejak awal Ramadan.
"Itu juga bisa pakai platform paylater. ini juga yang menambah peningkatan transaksi. Di sisi lain juga kalau terjadi peningkatan transaksi juga ada pada penjualan konsumtif maka itu juga akan diikuti dengan peningkatan pinjaman produktif dari merchant-merchant online," kata dia.
Bahkan, peningkatan penyaluran kredit oleh pinjaman online di tahun ini bisa lebih tinggi dari peningkatan transaksi di tahun-tahun sebelumnya yang naik lebih dari 15-25 persen.
"Biasanya sih kalau menuju Lebaran itu ada peningkatan. Kemudian 15-20 persen tapi sepertinga untuk tahun ini sepetinya akan lebih dari itu peningkatannya, bisa sampai 25 persen," papar dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari