tirto.id - Sejak 17 Juli 2017, nama Siti Asma Ratu Agung menjadi sorotan sejumlah media massa. Ia mengaku diri sebagai inisiator pendirian Partai Syariah 212 di Gedung Juang 45, Menteng, Jakarta Pusat. Partai ini menurutnya dibentuk oleh orang-orang yang pernah terlibat dalam Gerakan 212.
Meski begitu, juru bicara sekaligus penasihat hukum GNPF MUI Kapitra Ampera mengaku tidak mengenal para deklarator Partai Syariah 212. Padahal GNPF MUI merupakan salah satu kelompok penting yang turut memobilisasi demonstrasi menolak Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Bukan cuma inisiator pembentukan partai, Asma mengklaim turut membidani Koperasi Syariah 212 pada 15 Desember 2016. Namun, nama Asmah tidak tercatat sama sekali dalam situs resmi Koperasi Syariah 212.
Nama pengurus yang tercatat di situs koperasi itu hanya Ma'ruf Amin, Abdullah Gymnastiar, Arifin Ilham, Anggito Abimanyu, Ichsanudin Noorsy, dan beberapa tokoh lain.
Selain itu, tanggal deklarasi pembentukan Koperasi Syariah 212 yang diklaim Asma itu berbeda dari tanggal deklarasi Koperasi 212 Syariah yang diproklamirkan sejumlah tokoh GNPF MUI, yakni 6 Januari 2017.
Siapa sosok Asma Ratu Agung?
Penelusuran Tirto, ia salah satu anggota pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) periode 2015-2020. Di dalam situs resmi ICMI, Asma tercatat sebagai wakil sekretaris. ICMI dibentuk pada 1990 di masa Soeharto memandang gerakan kelompok Islam semakin penting dirangkul demi menyokong pemerintahan Orde Baru.
Setahun sebelum Pemilu 2014, persisnya pada 18 Maret 2013, Asma yang mengaku sebagai Ketua ICMI Peduli mendukung Prabowo sebagai calon presiden. Di Kota Malang, Jawa Timur, Ia mengatakan Prabowo adalah sosok calon presiden yang memenuhi syarat ICMI Peduli.
“Beliau memiliki keikhlasan, ketegasan, dan kecerdasan. Maka, kami mendukung beliau maju jadi presiden,” kata Asma kepada Kompas.com.
Asma mengklaim Prabowo memiliki program ekonomi kerakyatan, bahkan menyebutnya sebagai sosok yang bisa mencontoh Nabi Muhammad.
“(Prabowo) tidak mementingkan diri sendiri. Mampu dan siap berpolitik secara santun. Peduli pada rakyat dan tidak sebaliknya menindas rakyat,” katanya.
Namun, tak ada yang namanya "ICMI Peduli" dalam situs resmi ICMI. Artinya, tidak termasuk dalam badan otonom ICMI. Yang termasuk dalam badan otonomi ICMI, menurut situs resminya, adalah Majelis Sinergi Kalam (Masika), Center for Information and Development Studies (CIDES), Alisa Khadijah, dan PINBUK.
Informasi lain menyatakan ICMI Peduli adalah badan otonomi yang bergerak di bawah koordinasi MASIKA. Melansir Antara, Asma tercatat sebagai Ketua Umum ICMI Peduli sejak 2012.
Masih menurut Antara, Asma adalah penulis buku Khadijah: Sang Motivator Teladan Muslimah Sepanjang Masa. Pada 7 Desember 2012, ia mengunjungi Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dan memotivasi para perempuan dari Himpunan Wanita Karya (HWK) gedung Zamrud dalam peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2012. Ia mengajak kaum ibu untuk meneladani sifat istri Nabi Khadijah seraya membagikan buku Khadijah: Sang Motivator.
Lewat mesin pencari Google Books, sayangnya, tak ada judul buku Khadijah: Sang Motivator Teladan Muslimah Sepanjang Masa. Buku berjudul seperti itu pun tidak tertangkap Google Books lewat pencarian dengan kata kunci "Siti Asma Ratu Agung" maupun "Asma Ratu Agung". Satu-satunya buku yang memiliki judul mirip adalah Khadijah: Perempuan Teladan Sepanjang Masakarya Ibrahim Muhammad Hasan Al-Jamal.