tirto.id - Penyerapan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hingga 31 Mei 2019 mencapai 19,56 persen atau senilai Rp22,4 triliun dari total anggaran tahun 2019 sebesar Rp 114,8 triliun.
Dibanding periode sama pada 2018, penyerapan lebih rendah yakni 21,51 persen atau Rp115,48 triliun.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menjelaskan, penyerapan anggaran ini tidak terlepas dari sistem lelang dini yang dijalakan Kementerian PUPR.
"Belanja infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR turut menggerakan sektor rill di berbagai daerah. Untuk itu, realisasi belanja infrastruktur PUPR juga harus dirasakan langsung manfaatnya, terutama meningkatkan daya beli masyarakat kecil yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia,” kata dia, di Jakarta Selatan,Jumat (31/5/2019).
Proyek pada 2019, sudah dilelang sejak November 2018. Hingga 31 Mei 2019 tercatat 8.742 paket senilai Rp87,49 triliun telah dilelang.
"Dari total paket tersebut, progres paket yang terkontrak sebanyak 5.917 paket atau sekitar 71,77 persen dengan nilai Rp59,48 triliun terdiri atas paket multiyears contract (MYC) baru dan single years contract (SYC)," kata dia.
Menurut dia, masih ada paket pekerjaan yang belum dilelang senilai Rp 3,32 triliun. Sedangkan paket pekerjaan yang dalam proses lelang sebanyak 2.825 senilai Rp24,68 triliun.
"Program tidak hanya output namun sampai benefit dan outcome. Seperti program pembangunan bendungan harus diikuti oleh pembangunan jaringan irigasi, sehingga bisa mendukung pertanian di desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi," ujar dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali