tirto.id - Sinetron asal India, Meri Durga episode 94 tayang di stasiun televisi ANTV pada Rabu (1/7/2020) pukul 11.15 WIB.
Sinetron ini tayang dari hari Senin-Minggu pada jam yang sama. Penayangan sinetron ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Meri Durga berada dalam arahan sutradara Ravindra Gautam serta penulis naskah Lakshmi Jaikumar, Pankhuri Jain, dan Raghuvir Shekhawat.
Para pemain yang bergabung di antaranya Vicky Ahuja, Srishti Jain, Paras Kalnawat, Raj Sharnagat, Akshay Choudhary, Urfi, dan Advait. Serial ini berjumlah 385 episode.
Sinopsis Meri Durga Episode 93
Ini kisah lima tahun sejak lomba lari tingkat nasional. Kini Durga telah tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik dan tetap lincah.
Dia kini bekerja di pasar sebagai penjual buah. Durga sering membantu para pedagang lain, terutama yang sudah tua.
Dalam beberapa waktu, petugas pemerintah sering membubarkan pedagang yang tidak punya izin. Lapak Durga salah satu sasarannya.
Saat para petugas mendekati lapak Durga, dia kabur membawa dagangannya menggunakan gerobak. Kecepatan larinya mengingatkan Durga pada masa perlombaan. Dia berhenti dan petugas berhasil mengambil dagangan Durga.
Namun keisengan Durga belum selesai. Dia menuju truk petugas yang digunakan untuk mengangkut barang sitaan. Durga menyalakan truk dan membawanya kabur.
Hal itu membuat petugas pemerintah pontang-panting. Saat sedang berusaha kabur, Durga menabrakkan truk itu ke pohon. Durga dalam masalah.
Saat sedang disidang oleh kepala desa, Durga memiliki banyak dalih untuk keluar dari tanggungan ganti rugi. Dia memberikan bukti izin berdagang dan suap yang dilakukan petugas pemerintah. Hal itu membuat Durga aman dan bisa kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah, Durga bertemu ibunya yang masih sering sedih. Kejadian lima tahun lalu saat rambut Annapurna dipotong beramai-ramai oleh masyarakat masih membekas.
Kini Annapurna lebih banyak diam. Durga yang lebih sering bercerita kapada ibunya sebagai usaha menghibur.
Pada sebuah acara perayaan di rumah, Yashpal meminta perhatian banyak orang yang hadir. Ayah Durga juga meminta anaknya untuk mendekat padanya. Yashpal terlihat mabuk dan berbicara dengan cukup lantang.
Dia mengungkit masalah lima tahun lalu saat masyarakat menyalahkan Durga dan keluarganya atas tuduhan curang dalam kompetisi.
Durga tertuduh menggunakan obat yang terlarang dalam kompetisi lari. Yashpal mengatakan bahwa dia mengetahui semua desas-desus tidak baik pada keluarganya.
Yashpal sebenarnya bisa saja menjawab semua tuduhan itu lima tahun lalu, tapi dia memilih untuk diam. Selama lima tahun itu pula, keluarga Yashpal mendapat reputasi yang tidak baik.
Sekarang, setelah hukuman larangan mengikuti lomba lari selama lima tahun Durga telah usai, Yashpal mengatakan bahwa Durga akan kembali mengikuti lomba lari dan memenangkannya.
Dia akan membuktikan bahwa Durga akan menang dengan usahanya sendiri.
Sinopsis Meri Durga Episode 94
Pada cerita kali ini, Durga menolak permintaan Yashpal untuk mengikuti lomba lari. Namun Yashpal membujuk Durga untuk kembali berlari dan membuktikan pada semua warga desa. Yashpal ingin mengembalikan reputasi keluarga yang telah ternoda sejak lima tahun lalu.
Durga tetap kukuh, dia tidak mau ikut lomba lari. Durga masih trauma dan tidak mau membuat sesuatu yang bisa mempermalukan keluarga lagi.
Esok harinya, Durga meminta formulir kuliah di universitas terbuka kepada temannya. Durga ingin kuliah sembari bekerja, sehingga kuliah di universitas terbuka merupakan pilihan yang tepat.
Namun Yashpal punya rencana lain, dia akan tetap membuat Durga kembali ikut kompetisi lari.
Yashpal memberi Durga formulir untuk kuliah di Universitas Bhiwani. Tempat itu merupakan tempat Durga sekolah dahulu, saat dia memenangkan lomba lari.
Sebenarnya Durga menolak dengan keras, namun Yashpal memprovokasi. Dia mengatakan bahwa Durga takut dan tidak berani kembali ke Bhiwani.
Mendengar hal itu, Durga kesal dan mengatakan bahwa dia akan kuliah di Bhiwani. Durga setuju untuk kuliah di Bhiwani. Yashpal sangat senang mendengar hal itu.
Di Bhiwani, Durga akan kembali bertemu dengan Prince dan Arti, teman Durga saat sekolah dahulu.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dhita Koesno