Menuju konten utama

Sinopsis Film In the Absence yang Masuk Nominasi Oscar 2020

Sinopsis In the Absence tentang tragedi Kapal Sewol yang tenggelam yang diduga karena kelalaian. Berikut ulasan singkat film dokumenter ini.

Sinopsis Film In the Absence yang Masuk Nominasi Oscar 2020
Kapal feri Sewol yang tenggelam diletakkan di kapal semi-submersible dalam operasi pengangkatannya di laut lepas Jindo, Korea Selatan, dalam foto yang disediakan oleh Kementerian Laut dan Perikanan dan disiarkan oleh Yonhap, Minggu (26/3). ANTARA FOTO/The Ministry of Oceans and Fisheries/Yonhap via REUTERS.

tirto.id - Film In the Absence masuk nominasi Oscar pada tahun 2020 dalam kategori Dokumenter Pendek. Sinopsis film berdurasi 28 menit ini tentang Kapal Sewol, feri yang tenggelam pada 16 April 2014 di Korea Selatan.

Film karya Seung Jun Yi dan Gary Byung Seok Kam ini bisa disaksikan di akun YouTube Field of Vision.

Pada 16 April 2014, Kapal Feri Sewol berlayar dari Incheon menuju Pulau Jeju. Total penumpang 476 orang, dengan 325 di antaranya merupakan siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Danwon, Ansan, daerah pinggiran kota Seoul yang sedang melakukan tamasya.

Sekitar pukul 08.49 pagi waktu setempat, kapal mulai mendapatkan masalah. Kapal Feri Sewol miring dan perlahan-lahan tenggelam. Dalam dokumenter itu terlihat, kru kapal meminta penumpang untuk tetap berada dalam kapal, intruksi yang kemudian menjadi petaka besar.

Para siswa yang berada dalam kapal mengeluh karena mereka disarankan untuk tidak keluar. Sebagian dari mereka mengirim pesan pada orangtua. Mulai dari pemberitahuan bahwa kapal sedang tenggelam sampai pesan “selamat tinggal.”

Orang tua yang mendapat pesan hanya bisa panik. Mereka meminta anaknya untuk mengikuti saran guru terkait usaha penyelamatan.

Saat regu penyelamat datang, kapal sudah dalam keadaan miring 90 derajat. Dari luar kapal hanya terlihat beberapa penumpang saja. Regu penyelamat menyelamatkan penumpang secara bergantian. Selain perahu karet dari regu penyelamat, kapal nelayan juga turut membantu mengevakuasi.

Memasuki pukul 10.18 siang waktu setempat, kapal sudah tenggelam lebih dari tiga perempat bagian. Tujuh menit kemudian, kapal hanya menyisakan bagian ujungnya.

Akibat tragedi itu, kapten kapal Lee Joon-seok dan beberapa awak kapal lainnya menjalani interogasi dari kepolisian setempat.

Ada dugaan kelalaian dan pelanggaran maritim lainnya. Salah satu kelalaian Lee Joon-seok pada penanganan pertama setelah tragedi terjadi, salah satunya dengan meminta para penumpang untuk tetap berada dalam kapal.

"Arusnya sangat kuat, suhu air laut dingin, dan saya pikir jika orang meninggalkan feri tanpa persiapan yang tepat, jika mereka tidak mengenakan jaket pelampung, dan bahkan jika mengenakannya, mereka akan hanyut dan menghadapi banyak kesulitan lainnya," kata Lee Joon-seok.

Saat kapal tenggelam, masih ada 291 penumpang yang terjebak dalam kapal. Esok harinya, para penyelam mencoba mengavekuasi penumpang yang masih terjebak dalam kapal di kedalaman sekitar 40 meter. Presiden Park Geun-Hye memantau langsung upaya itu.

Sayangnya, penyelamatan tidak sesuai harapan. Dalam masa tiga bulan evakuasi, hanya 30 korban yang berhasil ditemukan. Sisanya hilang.

Tenggelamnya Kapal Feri Sewol merupakan salah satu tragedi maritim terbesar di Korea Selatan. Masalah ini seperti “pemicu ledakan” bagi pemerintahan Presiden Park.

Terjadi protes pemakzulan di berbagai daerah. Beberapa waktu kemudian, ada investigasi terhadap Presiden Park terkait dugaan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan lain-lain.

Saksikan film dokumenter In The Absence melalui video di bawah ini.

---------------

Adendum: Artikel ini mengalami perubahan judul per Senin, 16 Agustus 2021, pukul 15.50 WIB. Sebelumnya di judul tertulis Sinopsis In the Absence Film Kapal Sewol yang Masuk Nominasi Oscar.

Baca juga artikel terkait SEWOL atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Dipna Videlia Putsanra