tirto.id - Joko Anwar, yang terkenal dengan film-film bertema mistis, kali ini hadir dengan proyek baru yang berbeda. Sutradara tersebut akan merilis film ke-11-nya, Pengepungan di Bukit Duri, yang dijadwalkan tayang serentak di bioskop Indonesia pada 17 April 2025. Tidak seperti karya-karya sebelumnya, film ini lebih fokus pada isu sosial dan rasial.
Bertajuk drama-thriller, Pengepungan di Bukit Duri berupaya menggali berbagai masalah sosial yang ada di Indonesia, seperti kekerasan rasial, korupsi, kekerasan remaja, hingga kondisi pendidikan di Tanah Air. Menariknya, naskah film ini sudah selesai sejak 2007 dan bahkan menjadi proyek pertama yang digarap Joko Anwar saat ia baru memulai karier di dunia perfilman.
Untuk memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kekerasan remaja, Joko melakukan wawancara mendalam dengan remaja dan pendidik. Proses ini menghasilkan fondasi cerita yang autentik dan relevan, bertujuan agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik oleh penonton.
Beberapa aktor yang terlibat dalam film ini antara lain Morgan Oey, Hana Pitrashata Malasan, Endy Arfian, Fatih Unru, Omara Esteghla, Dewa Dayana, Faris Fadjar Munggaran, dan Florian Rutters.
Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri
Kerusuhan 2009 meninggalkan trauma mendalam bagi Edwin (Morgan Oey), seorang pria keturunan Tionghoa yang terus dihantui peristiwa kelam itu, meski sudah bertahun-tahun berlalu. Kini, ia bekerja sebagai guru di SMA Duri, sebuah sekolah dengan reputasi buruk akibat banyaknya siswa bermasalah.
Tapi tugas Edwin di sana lebih dari sekadar mengajar; ia memikul misi pribadi yang penuh beban emosional, mencari keponakannya yang hilang, sebuah janji yang ia buat kepada kakaknya yang telah tiada. Pencariannya penuh rintangan, menguji keteguhan dan kesabarannya.
Dengan genre drama-thriller, film ini mengajak penonton mengikuti perjalanan Edwin, yang tidak hanya berjuang dengan bayang-bayang trauma masa lalu, tetapi juga menghadapi realitas sosial yang semakin memburuk.
Ketegangan yang meningkat di setiap adegan menggambarkan dunia di mana hidup adalah pertaruhan, dan SMA Duri, yang semestinya menjadi tempat belajar, justru menjadi medan pertempuran bagi mereka yang berusaha bertahan hidup.
Berlatar tahun 2027, film ini memberikan gambaran suram tentang masa depan Indonesia, dengan adegan-adegan yang memotret kebencian rasial, diskriminasi sistemik, dan krisis pendidikan yang belum terselesaikan.
Lebih dari sekadar thriller, film ini adalah peringatan keras tentang kemungkinan masa depan yang bisa terjadi jika masalah sosial saat ini dibiarkan begitu saja. Seperti yang diungkapkan Joko Anwar, film ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Indonesia, sekaligus mengajak kita untuk merenung, apakah kita akan membiarkan situasi ini terus berlanjut.
Link Beli Tiket Film Pengepungan di Bukit Duri di XXI, CGV, dan Cinepolis
Film thriller Indonesia Pengepungan di Bukit Durikarya Joko Anwar akan tayang mulai 17 April 2025. Dengan latar tahun 2027, film ini menggambarkan realitas sosial yang semakin memprihatinkan, penuh dengan kebencian rasial dan diskriminasi sistemik.
Pengepungan di Bukit Duri menjadi refleksi dari kondisi Indonesia yang terus bergelut dengan tantangan besar. Untuk membeli tiketnya, Anda dapat mengunjungi situs resmi bioskop berikut:
Link Beli Tiket Film Pengepungan di Bukit Duri di XXI
Penulis: Satrio Dwi Haryono
Editor: Wisnu Amri Hidayat