tirto.id - Film Arini garapan sutradara Ismail Basbeth yang diadaptasi dari novel Mira W. tayang di bioskop hari ini, Kamis (5/4/2018). Arini merupakan film panjang kelima Ismail Basbeth, setelah empat film panjangnya Another Trip to the Moon (2015), Mencari Hilal (2015), Talak 3 (2016), dan Mobil Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran (2017) tayang di layar lebar.
Ismail Basbeth kepada Tirto mengungkapkan bahwa Arini berbeda dari semua film yang pernah ia garap, karena ini adalah kali pertamanya ia mengadaptasi novel ke dalam medium film.
"Ini pertama kalinya saya mengadaptasi novel. Pengalaman menarik dan berharga bisa adaptasi karya Mira W," kata Ismail Basbeth kepada Tirto, di Yogyakarta, Kamis (5/4/2018).
Film Arini merupakan adaptasi novel Mira W. yang berjudul Masih Ada Kereta yang Akan Lewat. Ini adalah kali kedua novel tersebut diadaptasi ke layar lebar. Sebelumnya, film Arini (1987) digarap oleh Sophan Sophiaan dan dibintangi oleh Rano Karno dan Widyawati dan sukses meraih box office di jamannya.
Film yang mengisahkan relasi seorang pemuda yang mencintai perempuan yang jauh lebih tua ini versi remake-nya dibintangi oleh Morgan Oey dan Aura Kasih, Olga Lydia, dan Haydar Saliz.
Ismail Basbeth menyatakan bahwa novel Mira W. tersebut butuh kembali diekskusi ke layar lebar karena isunya yang masih relevan hingga saat ini. Meskipun film ini adalah remake dari versi 30 tahun lalu, kisah percintaan yang melibatkan anak muda dan kekasihnya yang jauh lebih tua rasanya masih populer hingga saat ini.
"Premisnya menarik, setelah 30 tahun usia novelnya, isunya masih relevan dengan Indonesia saat ini. Perempuan berhak mendapatkan kesempatan kedua, untuk dirinya sendiri, meski masyarakat sosial terus menekan dengan norma-norma, dan lain sebagainya," jelas sutradara yang tahun 2017 lalu menjadi direktur Program Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) ini.
Film Arini menceritakan tentang seorang lelaki muda bernama Nick (Morgan Oey) yang mengejar cinta perempuan dewasa (Aura Kasih). Cerita film ini dimulai dari pertemuan Arini dengan Nick di sebuah kereta api di Jerman. Nick merasa Arini punya pesona yang tidak bisa dilupakan. Semenjak saat itu, Nick bertekad mengejar Arini, dan menyusul Arini ke Indonesia. Konflik kian berkembang ketika sejumlah kendala mereka temui di Indonesia.
Dalam pernyataannya, Ismail Basbeth menjelaskan bahwa tantangan terbesar menggarap film adaptasi novel adalah bagamana menciptakan film yang baik, tanpa terhalang bayangan karya-karya sebelumnya.
"Penulisnya aslinya pengarang besar, film yang pernah dibuat sebelumnya legenda. Tantangan terbesarnya adalah menciptakan film yang baik, tanpa terhalang bayangan karya-karya sebelumnya. Alhamdulillah Mira W sudah menonton dan menyukai filmnya. Ya itu pencapaian terbesarnya, semoga juga dicintai penonton," pungkasnya.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani