Menuju konten utama

Sinopsis Dying to Survive, Film Kisah Nyata Penjual Obat Kanker

Film Dying to Survive mengisahkan seorang pemilik toko obat kecil yang menjual obat generik murah secara ilegal untuk pasien Leukemia miskin di China.

Sinopsis Dying to Survive, Film Kisah Nyata Penjual Obat Kanker
Poster Film Dying to Survive. Wikimedia commons/fair use

tirto.id - Dying to Survive (Wo bu shi yao shen) adalah film asal Tiongkok bergenre drama dan komedi. Film besutan sutradara Muye Wen ini menghadirkan aktor dan aktris berbakat seperti Zheng Xu, Chuan-jun Wang, Zhuo Tan, dan Yu Zhang.

Dying to Survive pertama kali dirilis di China pada tanggal 19 Juni 2018. Perilisan di negara-negara seperti Korea Selatan hingga Kanada dan Jepang dilakukan secara menyusul, yaitu pada 30 Juni 2018 hingga 16 Oktober 2020.

Cerita di film berbahasa Mandarin dan Inggris ini dibuat berdasarkan pada kisah nyata perjalanan hidup seorang pasien CML atau penyakit leukemia mielositik kronis bernama Yu Long.

Dalam hidupnya, Yu Long menyelundupkan obat-obatan kanker secara ilegal untuk pasien yang tak mampu di Tiongkok. Berdurasi 117 menit, film Dying to Survive sukses mengantarkan salah satu kisah yang mengharukan tersebut.

Dana yang dikucurkan untuk pembuatan film ini ditaksir mencapai 15 juta dollar AS. Pada minggu pembukaan di Amerika Serikat, Dying to Survive hanya meraup keuntungan sekitar 3,2 ribu dolar AS. Namun, pendapatan masif berhasil didapatkan oleh penayangan film ini secara global, dengan keuntungan sekitar 451 juta dolar AS.

Pengakuan terhadap kualitas film ini dibuktikan dengan sejumlah penghargaan. Film ini meraih 60 penghargaan dan 52 nominasi. Penghargaan-penghargaan itu antara lain adalah Asian Film Awards (2019) dengan Yu Zhang sebagai pemenang kategori Aktor Pendukung Terbaik, dan Australian Academy of Cinema and Television Arts (AACTA) Awards (2018) di kategori Film Asia Terbaik.

Situs pengulas film IMDb, memberikan rating 7,9 dari 10 untuk Dying to Survive. Sementara situs pengepul kritik film Rotten Tomatoes memberikan nilai 86 persen (Tomatometer) dan 95 persen pada skor penonton untuk Dying to Survive.

Sinopsis Film Dying to Survive

Berlatar waktu tahun 2002, cerita dalam Dying to Survive berpusat pada Cheng Yong (Zheng Xu), seorang penjual obat dari Tiongkok. Bisnisnya yang berjualan obat 'cinta' dari India tidak berjalan mulus, sementara ayahnya sedang terbaring lemah di rumah sakit. Ia juga menghadapi masalah perceraian dengan mantan istrinya Cao Ling (Beibi Gong).

Alkisah, suatu hari seorang pasien CML bernama Lv Shouyi (Chuan-jun Wang) mendatangi toko obat milik Cheng. Shouyi meminta Cheng untuk menjual obat penyakit CML bernama Glinic secara ilegal.

Shouyi menawarkan kesepakatan kepada Cheng, apabila ia bisa mendapatkan Glinic dari India dan menjualnya dengan harga murah, akan ada keuntungan untuk mereka berdua.

Glinic adalah nama obat untuk pasien CML. Di Tiongkok sendiri, obat ini dijual dengan harga yang sangat tinggi. Para pasien yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin kesulitan membelinya.

Mulanya Cheng mengabaikan gagasan dari Shouyi. Namun, ketika toko obatnya ditutup karena ia tak mampu membayar sewa serta ayahnya masuk rumah sakit, Cheng berubah pikiran.

Ia terbang ke India dan menemui pemilik pabrik obat Glinic. Mulanya sang pemilik pabrik ragu, karena ia tahu Glinic India dilarang peredarannya di Tiongkok. Setelah berhasil bernegosiasi, ia menjadi agen penyalur obat Glinic India di Tiongkok.

Semula banyak pasien dengan penyakit CML ragu ketika Cheng dan Shouyi menawarkan obat itu kepada mereka karena harganya yang terlampau murah. Lantas, dengan bantuan Liu Sihui (Zhuo Tan), seorang penari klub malam yang juga admin rumah sakit, banyak pasien CML mulai percaya dan beramai-ramai membeli Glinic India yang dijual oleh Cheng dan Shouyi.

Penjualan obat ilegal itu laris keras, terutama usai Cheng dibantu oleh Pendeta Liu (Xinming Yang) yang fasih berbahasa Inggris dan bocah berambut kuning (Yu Zhang). Keduanya ialah pasien CML yang juga mendapat keuntungan dari penjualan obat Glinic dari India. Mereka dapat hidup dengan layak pula dan lebih tenang karena memiliki banyak stok obat generik tersebut.

Sayangnya, perusahaan penyalur resmi obat Glinic akhirnya mengetahui adanya peredaran obat ilegal. Mereka lalu melaporkan kasus ini ke kepolisian.

Masalah juga datang dari Dokter Zhang, yang sama-sama berbisnis obat ilegal. Karena tawaran Dokter Zhang, Cheng berhenti berjualan obat Glinic India dan beralih pekerjaan.

Saat Cheng sudah sukses menjadi pemilik sebuah pabrik, ia mendengar kabar bahwa Shouyi, eks rekan bisnisnya, harus masuk rumah sakit. Ketiadaan obat Glinic yang murah dan niat Shouyi yang akan bunuh diri membuat istrinya mendatangi Cheng.

Selain itu, Cheng juga melihat pasien-pasien CML lain di Tiongkok yang menurun kesehatannya karena obat Glinic murah sudah hilang dari peredaran.

Lv Shouyi akhirnya meninggal. Kejadian ini mendorong Cheng kembali berusaha membawa obat Glinic India ke Tiongkok secara ilegal. Dibantu oleh Sihui, Pendeta Liu, dan bocah berambut kuning, Cheng berusaha menyelamatkan nyawa ribuan pasien CML dengan obat Glinic yang ia jual tanpa mengambil keuntungan.

Baca juga artikel terkait SINOPSIS FILM atau tulisan lainnya dari Hana Afifah Nuraini

tirto.id - Film
Kontributor: Hana Afifah Nuraini
Penulis: Hana Afifah Nuraini
Editor: Addi M Idhom