tirto.id - BlacKklansman mendapat lima nominasi Oscar 2019 dalam kategori Film Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik (Adam Driver), Skenario Adaptasi Terbaik (Charlie Wachtel, David Rabinowitz, Kevin Willmott, dan Spike Lee), Sutradara Terbaik (Spike Lee), Musik Original Score Terbaik, dan Penyuntingan Film Terbaik.
Film yang diangkat dari kisah nyata Ron Stallworth, seorang perwira polisi kulit hitam pertama di Colorado Springs ini rilis perdana pada 10 Agustus 2018 di Amerika Serikat.
Cerita dalam film bermula saat Ron ditempatkan di bagian rekaman, tempat dia sering mendapatkan komentar rasis dari rekan lainnya. Setelah mengajukan permintaan kepada atasannya dan beberapa pertimbangan, Ron dipindahkan ke bagian inteligen.
Saat membaca sebuah koran, Ron mendapatkan informasi rekrutmen anggota Ku Klux Klan, sebuah kelompok penyebar kebencian antar-ras yang ingin menjadi kekuatan pemerintahan yang sah. Ron menelepon Walter Breachway (Ryan Eggold), ketua Klan wilayah Colorado Springs dan menyamar sebagai orang Amerika Eropa untuk bisa bergabung.
Tahu bahwa dirinya kulit hitam dan akan menyulitkan misi penyusupan tersebut, Ron mengajak rekan Yahudi di kepolisian bernama Flip Zimmerman (Adam Driver). Flip bertugas pada pertemuan-pertemuan dengan anggota Klan, sementara Ron terus berkomunikasi melalui telepon.
Dengan beberapa langkah dan proses, Ron bisa berkomunikasi dengan David Duke (Topher Grace), "Sang Penyihir Agung" Klan. Duke melantik Ron menjadi anggota Klan dan memberi dia tugas menjadi pengawal pribadi.
Berada dalam organisasi, membuat Ron memiliki akses mencari informasi lebih banyak dan leluasa, salah satunya mengorek informasi dengan cara mengobrol dengan anggota lainnya.
Dari perbincangannya bersama Paul Ivanhoe (Paul Walter Hauser), Ron tahu akan ada rencana penyerangan secara diam-diam. Ada informasi, beberapa anggota Klan merupakan tentara yang tergabung di markas North American Aerospace Defense Command (NORAD).
Untuk membongkar dan menangkap para anggota Klan yang berniat jahat, Ron membutuhkan bukti yang kuat. Pada suatu ketika, salah satu istri anggota Klan, Connie (Ashlie Atkinson), akan meledakkan bom untuk Patrice Dumas (Laura Harrier), ketua organisasi mahasiswa kulit hitam di Colorado College, yang juga merupakan kekasih Ron.
Rencana yang diketahui Ron menjadi momen untuk mencari bukti dan menangkap anggota Klan. Tapi dia masih punya pekerjaan rumah untuk menangkap pula para petinggi Klan, beserta bukti yang kuat.
Dalam wawancara dengan Time, Ron Stallworth mengatakan, tidak semua yang ada dalam film merupakan rekaan dari kisah nyata, salah satunya ketegangan terkait bom.
“Tidak ada pemboman yang sebenarnya terjadi selama penyelidikan saya. Dan [karakter Laura Harrier] Patrice adalah karakter fiktif,” ujarnya.
Ron juga menjalankan dua investigasi sekaligus pada saat itu. Selain dia bertugas mengungkap tentang Klan, di saat yang bersamaan, Ron juga menginvestigasi terkait Partai Buruh Progresif.
“Saya akan bolak-balik dari satu penyelidikan ke investigasi lainnya. Ketika Partai Buruh Progresif akan merencanakan pawai kontra-protes terhadap teman-teman Klan saya, dan saya akan pergi ke pertemuan Klan dan mendengar apa tanggapan mereka terhadap pawai kontra-protes," kata Ron.
“Kemudian saya menelepon departemen kepolisian di kota-kota lain di mana mereka akan melakukan ini dan memberi tahu mereka tentang apa yang akan terjadi sehingga mereka dapat mengerahkan pasukan mereka,” lanjut Ron.
Pernah suatu ketika, Duke membatalkan rencananya karena melihat pasukan sudah bersiaga dan terorganisir dengan baik, tentunya karena informasi dari Ron.
Kasus Klan tersebut terjadi pada tahun 1970-an, namun pada 1989 sampai 1993, Duke bertugas di Dewan Perwakilan Louisiana.
“Saya selalu berpendapat bahwa seandainya saya diizinkan berbicara kepada pers tentang penyelidikan ini, kita mungkin bisa menggagalkannya,” kata Ron menanggapi peristiwa tersebut.
Menurut Ron, sebagai orang kulit hitam di AS, akan mengalami rasisme setiap saat. Tidak ada titik balik tertentu untuk melawan hal itu. Ron belajar menghadapinya dan hidup dengannya.
“Itu adalah fakta hidup menjadi hitam di Amerika.”
Dalam situs Rotten Tomatoes, film garapan Spike Lee ini mendapat skor 8,3 dari 10. Sementara penonton memberi skor 4 dari 5.
Sebelumnya, sutradara yang terkenal dengan produktivitas dan sering mencoba hal baru ini telah memproduksi film bagus lain seperti 25th Hour, Do the Right Thing, Malcolm X) dan Da Sweet Blood of Jesus, Miracle at St. Anna.
Editor: Dipna Videlia Putsanra