tirto.id - Subkhan berkeluh kesah ke Sandiaga Uno ketika calon wakil presiden nomor urut 02 itu datang ke Brebes, Jawa Tengah, 11 Februari lalu. Di atas panggung dan disaksikan banyak orang, dengan pengeras suara, dia mengatakan "harga bawang jatuh" dan dia mau tak mau berutang.
"Saya berutang Rp15 juta. Jeleknya adalah rumah bapak saya digadaikan," katanya, dengan nada bicara seperti hendak menangis.
Sandi kemudian menjawab, dengan kalimat-kalimat normatif, tentu saja. "Ini yang membuat kami sangat prihatin. Pemerintah harus hadir. Lima tahun ke depan kami akan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya," kata Sandi.
Momen ini diabadikan lewat video 59 detik dan diunggah Sandi di Twitter. Unggahan tersebut telah di-RT lebih dari 1.000 kali dan disukai 3,5 ribu pengguna. Sandi memberikan keterangan pada video itu: "Terenyuh hati ini ketika mendengar keluhan dari pak Subhan seorang petani bawang yang hingga menahan air matanya saat kami berdialog di Desa Krasak, Brebes, Jawa Tengah."
Tapi sesungguhnya Subkhan bukanlah sekadar seorang petani lugu yang hanya tahu cara menanam bawang dan menjualnya ketika panen. Lebih dari itu dia adalah orang yang malang melintang di politik lokal Brebes.
Orang Lama di Politik
Informasi soal siapa Subkhan diketahui lewat unggahan pengguna Twitter dengan nama @kemalarsjad. Ia mengatakan percakapan itu adalah drama, sembari mengunggah tangkapan layar beberapa artikel dan situs.
"Ckckckkckkck... #SandiwaraUno berulah lagi, begini nih kalo anak ga pernah ngerasain prihatin. Bikin drama seakan2 paham rasanya prihatin.. sayangnya kebongkar juga sandiwara nya. #SandiwaraAnakMami #SandiAnakMamah #SandiEmaknyaGalak," katanya pada hari yang sama, 11 Februari.
Salah satu tangkapan layar adalah komentar seseorang yang dicoret garis merah sehingga tak diketahui siapa yang bicara. Ia bilang: "saya tahu itu orang. Salah satu anggota KPU Kab. Brebes. Pernah kumpul bareng dulu waktu sosialisasi Pilkada." Unggahan lain adalah tangkapan layar struktur organisasi Komisioner KPU Kabupaten Brebes Periode 2013-2018.
Di sana Subkhan ditulis sebagai "anggota". Nama lengkapnya: Moh. Subkhan, dengan titel akademik S.Si.
Wajah 'petani bawang' pada video yang diunggah Sandi juga sama dengan profil Komisioner KPUD Brebes di situs resmi mereka. Subhkan disebut bekerja di Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Hubungan Antar Lembaga.
Di sana disebut: sebelum di KPUD, Subkhan lebih dikenal sebagai seorang demonstran. Pria kelahiran 11 November 1973 ini juga tercatat pernah menjabat Ketua LSM Forum Kajian Masyarakat Brebes dan staf ahli DPRD Brebes.
Subkhan, S.Si juga disebut "keranjingan main catur dan penyuka bakso".
Keterlibatan Subkhan jelas pelanggaran serius. Tapi dengan catatan: dia masih menjabat Komisioner KPUD. Namun, ternyata dia tak lagi menjabat di posisi itu.
Oktober lalu terjadi pergantian Komisioner KPUD, dan Subkhan tak lagi menjabat meski mendaftarkan diri kembali. Dari lima orang komisioner baru, hanya satu yang petahana. Sisanya orang baru.
Kelima komisioner itu adalah Muamar Riza Pahlevi (petahana), Sri Nurokhmi Susilowati, Mochamad Muarofah, Akhmad Nizam Baequni, dan Ita Listiana Ningsih.
Wijanarto Wijan, Ketua Dewan Kesenian Brebes, mengatakan kepada reporter Tirto, Selasa (12/2/2019), kalau Subkhan "memang petani bawang di Desa Tegalglagah, Bulakamba, Brebes".
"Tapi posisi dia ketika bertemu pak Sandiaga sudah tidak jadi Komisioner KPU."
Orang mungkin heran kalau Subkhan masih melakoni profesi petani ketika jadi Komisioner KPU, tapi itu kenyataannya, kata Wijanarto.
Selain petani dan bekas orang KPU, dia juga adalah aktivis tani.
"Dia banyak berkaitan dengan isu perjuangan nasib kaum tani. Dia petani bawang yang kebetulan memperjuangkan nasib dirinya sendiri," katanya.
Subkhan tidak menjawab permintaan wawancara Tirto meski telah dihubungi berkali-kali. Namun dalam Facebook-nya, dia memang masih mencatatkan diri bekerja di KPU Brebes. Sebagian status terbarunya bicara soal politik elektoral, juga masalah pertanian.
Penulis: Jay Akbar