Menuju konten utama

Siapakah Sosok Siti Aisyah Terduga Pembunuhan Kim Jong-nam?

Nama Siti Aisyah muncul tiba-tiba setelah terkuaknya kasus pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Siapakah wanita kelahiran Serang yang saat ini masih ditahan Kepolisian Malaysia ini?

Siapakah Sosok Siti Aisyah Terduga Pembunuhan Kim Jong-nam?
Siti Aisyah. Tirto.id/Sabit

tirto.id - Nama Siti Aisyah muncul tiba-tiba setelah terkuaknya kasus pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Wanita kelahiran Serang ini diduga menjadi pelaku pembunuhan bersama seorang wanita Vietnam dan pria Malaysia.

Tiga orang sudah ditahan terkait kasus pembunuhan ini yakni satu orang WNI dengan paspor Indonesia, Siti Aisyah bersama pacarnya, Muhammad Farid Jalaluddin, seorang warga Malaysia berusia 26 tahun. Pelaku lainnya adalah Doan Thi Huong, seorang wanita berpaspor Vietnam berusia 28 tahun, juga ditahan dalam kasus ini.

Wanita kelahiran 11 Februari 1992 ini digambarkan sebagai sosok yang pendiam dan lugu oleh beberapa warga yang pernah menjadi tetangga di rumah Aisyah di Jalan Angke Indah Gang III Nomor 16, RT 05/03, Tambora, Jakarta Barat.

"Orangnya pendiam, lugu, orang dari kampung," kata Anisa Fitri (25), warga yang tinggal tak jauh dari rumah yang dulu pernah ditempati Aisyah, seperti dikutip dari Antara.

Anisa, yang biasa disapa Ida, menuturkan bahwa Aisyah jarang bergaul dengan warga sekitar saat tinggal di rumah mantan mertuanya di Jalan Angke Indah.

"Dia jarang bergaul sama orang di sini. Saya yakin itu orangnya, udah lihat fotonya, dan saya dulu sering bertemu dia," ujarnya meyakinkan.

Halimah, yang telah tinggal di kawasan itu sejak 1969, mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa Aisyah.

"Dia orang susah, kasihan amat dia kena (kasus) begitu. Saya kenal karena setelah pindah dari sebelah rumah saya, dijual, pindah ke sini (rumah mantan mertua Aisyah)," kata Halimah.

Siti Aisyah yang menjadi tersangka utama ini kemungkinan telah dimanfaatkan oleh agen-agen dinas rahasia asing (diduga Korea Utara) untuk melakukan pembunuhan dengan racun mematikan itu.

"Mereka mungkin telah dimanfaatkan untuk terlibat secara langsung dengan pembunuhan tersebut supaya identitas agen dinas rahasia itu tidak terungkapkan. Ini adalah taktik intelijen yang biasa disebut cut out," kata sumber itu di Kuala Lumpur, hari ini, seperti dikutip dari Antara.

Sumber lainnya mengatakan Siti Aisyah diketahui masuk ke Malaysia secara tidak sah.

Menurut dia, Siti Aisyah yang menjadi salah seorang tersangka utama pembunuhan, ditahan setelah kekasihnya, Muhammad Farid Jalaluddin (26), yang merupakan warga Malaysia ditangkap polisi di Ampang, Selangor.

Siti terakhir kali masuk ke Malaysia 16 November tahun lalu melalui Terminal Feri Antarabangsa Stulang Laut, Johor Bahru.

"Wanita itu kemudian terdaftar keluar dari negara bagian ini ke satu lokasi yang tidak diketahui dengan menggunakan pesawat maskapai murah 21 Januari lalu. Tidak ada catatan awal masuk wanita itu ke negara bagian ini selepas itu," kata sumber tadi.

Kepala Kepolisian Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar menyebutkan Siti Aisyah pada Kamis (16/2/2017) sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat di lokasi yang tidak diungkapkan, sedangkan Muhammad Farid ditangkap Rabu (15/2/2017) malam.

Terkait keterlibatan dengan agen dinas rahasia asing (diduga Korea Utara) masih dalam tahap penyelidikan Kepolisian Malaysia. Dikabarkan dari Telegraph, menurut sumber dari petugas keamanan Malaysia, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong dimasukkan ke dalam plot pembunuhan berencana. Mengingat mereka berdua tak saling kenal sebelum masuk dalam plot pembunuhan tersebut.

Siti Aisyah telah tinggal di Kuala Lumpur selama beberapa bulan. Dia ditengarai bekerja sebagai wanita penghibur di sebuah klub malam di ibukota Malaysia.

Namun sampai saat ini motif pembunuhan terhadap Kim Jong-nam masih dalam tahap penyelidikan oleh Kepolisian Malaysia.

Baca juga artikel terkait PEMBUNUHAN KIM JONG NAM atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Hukum
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri