tirto.id - Pemerintah bakal melakukan vaksinasi COVID-19 suntikan atau dosis ke-3 mengingat melonjaknya gelombang kedua pandemi Corona yang melanda Indonesia. Jenis vaksin yang rencananya akan digunakan untuk suntikan ke-3 tersebut adalah vaksin Moderna. Lantas, siapa yang akan mendapatkan dosis ke-3?
Dikutip dari laman resmi Satuan Tugas Penanganan (Satgas) COVID-19, vaksin Moderna yang akan digunakan untuk dosis ke-3 (booster) tersebut bakal diprioritaskan bagi tenaga kesehatan), selain untuk suntikan ke-1 dan 2 bagi masyarakat umum.
Upaya tersebut dilakukan pemerintah untuk mendukung dan menjaga tenaga kesehatan yang mengalami tekanan luar biasa pada gelombang kedua pandemi COVID-19 di Indonesia.
"Tenaga kesehatan mengalami tekanan yang luar biasa terutama gelombang kedua penularan pandemi ini, sehingga kami ingin memastikan mereka terlindungi secara maksimal," kata Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, beberapa waktu lalu.
"(Kehadrian vaksin Moderna) Akan sangat membantu para tenaga kesehatan Indonesia untuk menghadapi gelombang kedua pandemi ini," lanjutnya.
Sebanyak 3 juta dosis vaksin Moderna sudah tiba di Indonesia atas bantuan pemerintah Amerika Serikat. Rencananya, total bantuan dari Amerika Serikat kepada Indonesia itu sebanyak 4,5 juta dosis vaksin Moderna.
"Saya ucapkan terima kasih atas dukungan rakyat dan pemerintah AS yang mau membantu program vaksinasi Indonesia dengan pengiriman vaksin Moderna ke Indonesia sebanyak 4,5 juta dosis secara bertahap," kata Menkes saat menyambut kedatangan vaksin tersebut, Minggu (11/7/2021).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) terhadap vaksin Moderna untuk vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Kehadiran Moderna melengkapi 4 jenis vaksin lainnya yang sudah memperoleh EUA dari BPOM, yakni CoronaVac dari Sinovac Life Science China, AstraZeneca dari Covax Facility, Sinopharm dari Beijing Bioinstitute Biological Product, serta vaksin COVID-19 yang diproduksi Bio Farma menggunakan bulk dari Sinovac.
Dijelaskan oleh Kepala BPOM, Penny K Lukito, penerbitan EUA untuk vaksin Moderna telah mempertimbangkan hasil kajian dari Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
"Tugas BPOM mendukung pemerintah memberikan jaminan dan evaluasi bahwa vaksin yang dapat masuk di Indonesia memenuhi aspek kualitas, mutu keamanan, dan efikasi," tegas Penny K Lukito dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (2/7/2021).
Moderna adalah vaksin berbasis mRNA pertama yang mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM untuk digungakan di Indonesia.
Vaksin mRNA merupakan vaksin berteknologi baru. Vaksin ini tidak memakai virus yang dilemahkan/dimatikan, melainkan dengan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai virus tertentu dan dapat memicu reaksi kekebalan tubuh.
Efikasi vaksin Moderna untuk mencegah COVID-19 berdasarkan data uji klinik fase 3 adalah 94,1% bagi usia 18 hingga di bawah 65 tahun, serta 86,4% untuk usia 65 tahun ke atas. Hasil ini diperoleh melalui pengamatan mulai hari ke-14 setelah penyuntikan kedua.
Editor: Yantina Debora