tirto.id - Pakar pendidikan, Itje Chodidjah mengatakan, pemerintah perlu memperbaiki kualitas guru dengan mengoptimalkan peranan Musyawaran Guru Mata Pelajaran (MGMP).
"[MGMP] Di dalamnya ngapain sih? Itu yang tidak terpantau. Padahal untuk melihat kualitas manusia, bukan perkara MGMP. Sewajarnya memang MGMP," ujar dia saat dihubungi, Kamis (20/6/2019).
Sistem zonasi PPDB yang diterapkan, kata dia, akan efektif dengan membenahi pengajar, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
"Setelah PPDB dievaluasi, selanjutnya MGMP," imbuh dia.
Ia menilai peranan MGMP perlu dibenahi dan ditingkatkan. Sebab, kata dia, program MGMP sempat menjadi dipuji negara-negara Asia Tenggara saat Indonesia mencetuskannya pada tahun 1999.
"Tapi seiring berjalannya waktu, MGMP hanya mengurusi bank soal, menyiapkan soal untuk anak-anak. Jadi ada fungsi dan peran yang jauh berbeda," tutur anggota Badan Akreditasi Nasional (BAN) ini.
Ia juga mengatakan, proses pembenahan MGMP pun perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Kemendikbud, kata dia, perlu merancang proyek percontohan untuk rujukan bagi peningkatan kualitas MGMP, lalu disebarkan secara masif dengan mekanisme daring.
Solusi lainnya, kata dia, agar pemerintah bisa membimbing para guru untuk melihat dirinya sendiri melalui kontemplasi, sehingga bisa memperbaiki kekurangan.
"Tapi jangan hanya menyuruh orang harus mengajar seperti ini. Tidak bisa. Kelas kualitasnya berbeda. Di satu sekolah, setiap kelas saja bisa berbeda," ujar dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Zakki Amali