Menuju konten utama

Sergei Eisenstein dari Freemason, Teater Kabuki & Film Unggulannya

Sergei Eisenstein diabadikan sebagai Google doodle atas jasanya memperkenalkan teknik montase di dunia perfilman.

Sergei Eisenstein dari Freemason, Teater Kabuki & Film Unggulannya
Sergei Eisenstein. FOTO/en.wikipedia.org.

tirto.id - Sergei Eisenstein, seniman asal Soviet yang juga disebut sebagai Bapak Montase yang berulang tahun ke-120 diperingati Google doodle hari ini.

Pria kelahiran Riga, Latvia ini berkiprah sebagai sutradara film dan menjadi pionir teori dan praktik teknik montase yang sangat berpengaruh di industri film saat ini.

Pada 1909, ayah dan ibu Sergei bercerai dan ia tinggal bersama sang ayah di Riga. Eisensten digadang-gadang jadi arsitek oleh ayahnya, tetapi gelombang Revolusi menyeretnya dari rencana sang ayah, Mikhail Osipovich Eisensten, yang terlebih dulu berprofesi sebagai arsitek.

Sebelum terjun ke dunia perfilman, pria bernama lengkap Sergei Mikhailovich Eisenstein pernah belajar arsitektur dan teknik sipil di Institut Teknik Sipil Petrograd. Ia rela pindah kota ke St. Petersburg untuk tinggal bersama ibunya untuk kuliah arsitektur.

Sergei sempat meninggalkan bangku kuliah dan bergabung dengan Tentara Merah di Minsk. Setelah itu, pada 1920, ia mulai tertarik dengan dunia teater dimulai dari perkenalannya dengan teater Jepang, Kabuki, dan mempelajari Bahasa Jepang.

Dikutip dari Google Arts and Culture, pada 1918 Eisenstein ikut bergabung dengan Tentara Merah untuk berjuang demi Revolusi Bolshevik dan ditugaskan di Minsk. Keputusan Sergei meninggalkan bangku kuliah ini bertentangan dengan kemauan ayahnya.

Selama bertugas di tentara, ia mengikuti kegiatan salah satu aliran Freemason, Rosicrucian Lodge dan Protekult. Sergei bertemu dengan kawan baru yang berhasil membawanya belajar ke Moscow untuk belajar tentang Jepang dan memperkenalkannya pada grup teater elit yang semua anggotanya tergabung dalam grup klandestin Lodge.

Ia sempat belajar teater Kabuki dan bahasa Jepang hingga menguasai 300 huruf kanji. Pengalaman belajar tentang budaya Jepang ini nantinya akan berguna untuk beberapa film hingga mengantarkannya berkunjung ke Jepang.

Dari awal perkenalannya dengan dunia teater inilah ia mulai pindah ke Moskow dan setahun kemudian ia belajar di workshop Higher Theatre Directors pimpinan Vsevolod Meyerhold. Seniman kawakan Liubox Popova mengajarinya soal desain panggung.

Berikut deretan film unggulan Sergei Eisenstein:

1. Glumov's Diary

Ia sempat menghasilkan beberapa karya teater Gas Masks, Listen, Moscow dan The Wiseman Man yang kemudian menjadi inspirasi film pendeknya berjudul Glumov’s Diary, menandai karirnya di dunia film. Film ini dibuat dari kecintaannya pada drama seri Amerika “The Exploits of Elaine”.

2. Strike

Setelah pengalaman pertamanya di dunia film, Sergei Eisenstein memproduksi Strike (1925) sebagai film feature pertama dalam bentuk utuh. Dalam film inilah ia mulai mengaplikasikan teknik montase sebagai seni gaya baru.

Dalam Strike, mengisahkan tentang kaum proletar Rusia yang digambarkan kamera dalam massa yang beraksi di ruang industri modern seperti pabrik, jembatan dan bagian dari kehidupan perkotaan saat itu.

Teknik montase radikal yang diterapkan Eisenstein ini termasuk inovasi baru. Dia mendeskripsikan salah satu adegan lembu yang dibantai hingga adegan pembunuhan kelas buruh. Pengalaman horor menyaksikan kematian yang nyata dari deskripsi lembu yang dibantai beralih dengan sangat baik ke adegan pembunuhan kelas buruh.

3. The Battleship Potemkin

Film selanjutnya The Battleship Potemkin (1925), film bisu pertamanya yang menceritakan awak kapal perang Potemkin di era kekaisaran Tsar ini menuai pujian dan kritik di kalangan kritikus film internasional.

Sergei tidak hanya menciptakan gambaran martir revolusioner yang paling mengesankan. Eisenstein juga telah menunjukkan bahwa seni politik bisa berinovasi dan tetap bisa berperan menjadi seni. Film ini memproyeksikan pemahaman baru tentang bioskop dan jenis pahlawan yang berbeda-massa. Film ini dipuji sebagai film terbaik sepanjang masa di Brussels World's Fair pada 1958.

4. October (10 Day That Shook the World)

Kesuksesan Battleship Potemkin ini yang membawanya menyutradarai October, film yang mengabadikan peristiwa Revolusi Oktober ini. Pada ulang tahun ke-10 Revolusi Oktober, satu-satunya sutradara yang dianggap layak menyutradarai film tentang peristiwa bersejarah ini adalah Sergei Eisenstein. Ia dengan cerdas menyajikan film yang disebutnya film intelektual ini penuh simbol -justru menghancurkan seluruh simbolisme yang selama ini dibangun dengan fetisisme.

5. The General Line

Sejak 1923, teknik montase yang dikenal sebagai salah satu teknik pengeditan yang populer digunakan untuk menggambarkan kisah dalam rentang waktu tertentu, dengan durasi yang singkat. Melalui Sergei inilah dikenal teknik montase yang juga sebelumnya dia kenalkan dalam teori film.

Dalam filmnya Battleship Potemkin, Strike dan The General Line, Sergei menggunakan teknik montase ini dengan merangkai potongan-potongan gambar untuk mendeskripsikan suatu peristiwa yang telah berlalu. Beberapa adegan yang dia gambarkan misalnya perjuangan kelas pekerja yang ditindas oleh penguasa. Dengan teknik tersebut, Eisenstein berhasil menggambarkan film-film revolusioner dalam bentuk yang berbeda.

Sepanjang hidupnya, Sergei mengabdikan dirinya di dunia perfilman dan dikenal sebagai seniman revolusioner di seluruh dunia di usia 27 tahun. Ia meninggal dunia di usia 50 tahun dikenal sebagai seniman dan sutradara terkemuka hingga saat ini.

Atas jasanya menemukan teknik montase inilah, Google doodle mengabadikan hari lahir Sergei Eisenstein hari ini.

Baca juga artikel terkait SERGEI EISENSTEIN atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Film
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri