Menuju konten utama

Sempat Dikunjungi Obama, Hutan Pinus Yogya Raup Rp700 Juta

Perolehan pendapatan dari penarikan retribusi ke kawasan wisata hutan pinus itu lebih besar dibandingkan ketika dikelola Balai Pelestarian Hutan DIY.

Sempat Dikunjungi Obama, Hutan Pinus Yogya Raup Rp700 Juta
Pengunjung berada di kawasan wisata Hutan Pinus Mangunan, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (11/12). Hutan Pinus yang berada di sisi selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu menjadi salah satu destinasi wisata alam andalan di Kabupaten Bantul. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko.

tirto.id - Hutan pinus di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah menjadi salah satu destinasi wisata yang populer. Marakanya kunjungan wisatawan mampu membuat kawasan wisata hutan pinus ini memberikan kontribusi ke pendapatan asli daerah pemerintah (PAD) setempat sebesar Rp700 juta per tahun.

"Setelah kawasan hutan pinus di Dlingo dibuka menjadi hutan wisata dua tahun terakhir PAD-nya sekitar Rp600 juta sampai Rp700 juta, tahun kemarin sekitar Rp700 juta," kata pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto di Bantul, Senin (10/7/2017).

Perolehan pendapatan dari penarikan retribusi ke kawasan wisata hutan pinus itu, menurut Kwintarto, lebih besar dibanding ketika sektor kehutanan itu disadap oleh Balai Pelestarian Hutan DIY sebelum kawasan itu dibuka jadi destinasi wisata.

"Selama dua tahun terus menerus sebelum dibuka jadi wisata, menurut keterangan pengelola balai, waktu disadap PAD masuk sebesar Rp300 juta, dengan begitu kan sudah lebih dari dua kali lipat pemasukannya," katanya menjelaskan.

Namun demikian, kata dia, pendapatan wisata hutan pinus di beberapa lokasi di perbukitan Kecamatan Dlingo Bantul masuk ke PAD Pemda DIY, karena kawasan konservasi hutan pinus itu pengelolaannya di bawah instansi terkait di DIY.

Akan tetapi, kata dia, hal itu bukan menjadi persoalan bagi Pemkab Bantul yang wilayahnya punya kawasan itu, sebab sektor pariwisata mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar dengan membuka jasa usaha.

"Bisa dibayangkan sektor ekonomi yang bergerak di sana, baik pengelolaan homestay, kuliner hingga parkir. Hal itu bisa mengurangi kemiskinan, pengangguran berkurang sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat," ungkapnya sebagaimana dilansir dari Antara.

Oleh sebab itu, kata dia, pengembangan sektor pariwisata di wilayah timur Kabupaten Bantul ini terus didorong pemkab agar makin berkembang dan menyejahterakan masyarakat, yang tentunya juga diimbangi dengan peningkatan sarana dan pengelolaan kawasan wisata.

"Pengembangan kawasan sudah dilakukan beberapa pengelola, termasuk ketua koperasi bagaimana yang sudah baik pariwisata di Dlingo dipertahankan, kita harap semua pengunjung yang datang semua disapa dilayani dengan baik," tutur Kwintarto.

Salah satu spot yang cukup populer di kawasan hutan pinus ini adalah Puncak Becici, terlebih setelah didatangi Barack Obama dan keluarganya dalam kunjungannya ke Yogyakarta pada Rabu (28/6/2017) lalu.

Bukit hutan pinus ini terletak di Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Puncak Becici memiliki hutan pinus seluas 4,4 hektar dan merupakan salah satu blok Mangunan yang dikelola masyarakat untuk wisata.

Puncak Becici berada di kawasan hutan lindung di bawah pengawasan Resor Pemangku Hutan (RPH) Mangunan. Mulanya, hutan pinus ini lebih dikenal seabgai penghasil getah pohon pinus. Namun fungsi hutan pinus ini kemudian berubah menjadi objek wisata seiring dengan banyaknya pengunjung yang mengabadikan keasrian hutan pinus di sana.

Pengelola hutan pun kemudian membenahi hutan pinus yang membuat wisatawan semakin nyaman. Dikenal dengan Puncak Becici, nama asli hutan pinus ini adalah Hutan Sudimoro 1 atau Becici Asri.

Baca juga artikel terkait YOGYAKARTA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari