tirto.id - Koalisi Indonesia Adil Makmur telah resmi bubar menyusul pernyataan resmi calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto. Namun Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera meminta agar koalisi yang mengusung Prabowo-Sandiaga itu tidak benar-benar dibubarkan.
Mardani mengatakan koalisi itu memang sudah menyelesaikan mandatnya usai Makhmah Konstitusi (MK) menyatakan putusannya, tetapi menurutnya bukan berarti tak bisa dipakai untuk bermusyawarah.
“Kami akan mengontrol efektivitas jalannya pemerintahan. Untuk itu sebetulnya paling tepat tidak ada kata dibubarkan tapi bertransformasi mestinya. Tentu Pak Prabowo menyampaikan itu hasil musyawarah bersama,” ucap Mardani usai diskusi bertajuk 'Setelah Putusan Makhamah...' di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (29/6/2019).
Mardani berharap lima partai yakni PKS, Gerindra, PAN, Demokrat, dan Partai Bekarya yang sebelumnya mengusung Prabowo-sandiaga untuk kembali menyatu, pasalnya jika partai bergerak sendiri-sendiri menurutnya tidak efektif.
Ia mengatakan kehadiran koalisi ini seharusnya tetap dipertahankan meski akhirnya berubah bentuk setelah dibubarkan. Ia meminta agar pemerintahan periode ke-2 Joko Widodo dapat dikontrol melalui koalisi atau forum yang tetap dipertahankan ini.
“Kami ingin mencoba agar koalisi yang berubah tetap dapat efektif untuk mengontrol pemerintahan. karena itu musyawarah akan dijalankan bersama Gerindra, PAN, dan Demokrat. Mereka yang ingin pendapat lain diperbolehkan tapi forumnya tetap dijaga. Kan komunikasi politik penting dan perlu,” ucapnya.
Wakil Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra, Hendarsam Marantoko menyatakan masih nyaman menjadi oposisi kendati belum beruntung pada Pilpres 2019.
Selama 10 tahun tak berada di dalam pemerintahan, Hendarsam merasa partainya justru meraup berkah besar. Salah satunya yakni memperoleh suara terbesar kedua pada Pileg 2019 meski Prabowo-Sandiaga kalah dari Jokowi-Ma'ruf.
"Kita kedepankan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan konstituen juga, Gerindra itu nyaman dengan posisi oposisi, [Gerindra] enggak ngiler-ngiler amat masuk ke koalisi," kata Hendarsam dalam sebuah diskusi di D'Consulate, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/6/2019).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi