tirto.id - Terdapat empat klaster penyebaran COVID-19 di Yogyakarta. Klaster terbaru adalah klaster supermarket Indogrosir di Sleman. Di tempat ini sudah belasan orang dinyatakan positif; ribuan lain harus menjalani rapid test.
Klaster ini terkait dengan kasus positif ke-79 yang diumumkan juru bicara Pemda DIY untuk penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih pada 24 April lalu. Laki-laki berusia 45 tahun asal Sleman ini dinyatakan sembuh pada 10 Mei.
Awalnya, berdasarkan hasil tracing rumah sakit yang merawat, pasien ke-79 ini sempat menjalin kontak dengan seorang teman yang sekarang sudah diisolasi. Penelusuran lebih lanjut oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman lantas menemukan pasien juga berinteraksi dengan teman-teman kerjanya. Ia bekerja di Indogrosir, bagian pengecekan barang.
Pada 25 April siang, seorang karyawan di bagian kasir pingsan. Dilansir dari Antara, saat itu ia ditolong 10 karyawan lain, empat di antaranya membawa yang bersangkutan ke rumah sakit. Dia dirawat hanya sampai malam hari. Rumah sakit mengizinkan pulang, tapi diminta isolasi mandiri untuk jaga-jaga.
Lima hari kemudian, karyawan yang menolong menjalani rapid test. Hasil keluar pada 2 Mei. Lima di antaranya dinyatakan reaktif.
Pemkab Sleman lantas memutuskan menggelar rapid test kepada seluruh karyawan Indogrosir secara bertahap, yang jumlahnya 344. "Yang reaktif 60. Dari 60 sudah ada yang positif [berdasarkan hasil swab test]," kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo kepada reporter Tirto, Selasa (12/5/2020).
Jumlah kasus positif dari klaster Indogrosir per Selasa sore mencapai 16--termasuk kasus ke-79.
Karyawan yang dinyatakan reaktif, termasuk yang dinyatakan positif, semuanya tanpa gejala. Saat ini mereka telah diisolasi di rumah sakit.
Joko mengatakan meski kasus ke-79 yang paling awal terjangkit, dinas belum bisa menyimpulkan apakah dia yang memicu klaster baru ini. "Bisa juga dari pengunjung," katanya menduga.
Asumsi bahwa penularan dari pengunjung--atau sebaliknya--muncul karena dari 60 karyawan yang dinyatakan reaktif, beberapa di antaranya bekerja di bagian kasir atau berhubungan langsung dengan orang luar. Menurut Indogrosir, ada hampir 15 ribu transaksi dicatat selama 19 April sampai 4 Mei 2020. Kira-kira, sebanyak itu pula orang yang datang pada periode tersebut.
Untuk membuktikan asumsi itu, dan dalam rangka mencegah penularan lebih luas, dinkes memutuskan melakukan rapid test kepada 10 persen dari perkiraan total pengunjung atau sebanyak 1.500an orang. Rapid test dilakukan selama tiga hari. "Per hari 500 orang, mulai hari ini," kata Joko.
Ditutup Sementara
Berdasarkan situasi tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo menginstruksikan kepada pengelola agar menutup sementara Indogrosir, lewat surat bernomor 443/01152. Pusat perbelanjaan itu pun ditutup selama dua pekan sejak 5 Mei, atau ketika para karyawan mulai menjalani rapid test.
"Karena yang dinyatakan reaktif sudah 27 (saat itu), mulai hari ini supermarket tersebut kami tutup. Tidak boleh operasional, kita selesaikan rapid test-nya," kata Sri Purnomo, Selasa (5/4/2020).
Empat klaster ini--Indogrosir, Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB), Jamaah Tabligh Gunungkidul dan Sleman--"menunjukkan penularan virus [di Yogyakarta] memang meluas," kata anggota tim perencanaan data dan analisis Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemda DIY sekaligus ahli biostatistik dan epidemiologi UGM Riris Andono Ahmad.
Per Selasa kemarin, jumlah COVID-19 terkonfirmasi positif di DIY mencapai 159 kasus. 61 di antaranya sembuh, 7 meninggal dunia.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Rio Apinino