Menuju konten utama

Sekilas Album Noah Terbaru: Masih Tentang Cinta dan Wanita

Dalam album terbaru Noah berjudul "Keterkaitan Keterikatan", mereka banyak dibantu oleh beberapa musisi seperti Pongki Barata. 

Sekilas Album Noah Terbaru: Masih Tentang Cinta dan Wanita
Grup band Noah membawakan lagu pada "Konser Kejar Mimpi Untuk Indonesia" di Medan, Sumatera Utara, Jumat (27/4/2018). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

tirto.id - Single pamungkas "Wanitaku" milik Band Noah sempat diperbincangkan karena menjadi trending di YouTube beberapa waktu lalu. Lagu yang diambil dari album berjudul "Keterkaitan Keterikatan" merupakan album kedua mereka setelah resmi mengganti nama menjadi Noah.

Khusus untuk "Wanitaku", Ariel sendiri mengaku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Ariel juga bilang bahwa ia dibantu oleh Pongki Barata eks vokalis Jikustik untuk menggarap liriknya.

"Butuh dua tahun untuk menyelesaikan song-nya saja, beberapa musisi besar sempat mengatakan tidak bisa melengkapi liriknya, karena reff-nya sudah rapi, dan akhirnya diselesaikan bersama Pongki Barata," kata Ariel, Rabu, 14 Agustus 2019, seperti dikutip Antara.

Bila mencerna karya-karya Ariel dan kawan-kawan ini jauh ke belakang, tak ada hal baru di album "Keterkaitan Keterikatan" ini, temanya masih seputar cinta dan wanita. Bahkan, Ariel yang sebelumnya selalu menyimpan misteri di dalam lirik-liriknya, kali ini berubah menjadi gamblang tanpa harus banyak berpikir untuk menerka maksudnya.

Meskipun dalam proses pengerjaan lirik ini Ariel mengaku banyak mendapat bantuan dari musisi lain, tapi setidaknya citra dan khas dirinya sebagai songwriter yang penuh misteri masih melekat pada Ariel. Hanya saja, lagu ini terdengar lebih fresh dan easy listening, seperti ingin mempertahankan pendengar yang sudah ada.

Senjata kedua di album ini, Noah menempatkan lagu "Kupeluk Hatimu". Dalam penulisan liriknya, Ariel juga dibantu oleh rekannya David, Noe Letto, Marchella, dan Aan Masyur. Berbeda dengan track lagu pertama, lagu ini cenderung lebih sendu dan murung.

Selain dua lagu tersebut, album ini juga terdapat lagu-lagu seperti "Mendekati Lugu", "Mencari Cinta", "Menemaniku", "Kau Udara Bagiku", "My Situation" dan "Jalani Mimpi". Namun, bila melihat secara keseluruhan, tidak ada kejutan baru dalam musik di album ini.

Noah Harus Jalan Tanpa Uki

Tak lama setelah mereka merilis album ini, gitaris band Noah, Mohammad Kausar atau yang dikenal sebagai Uki Noah resmi mundur dari band Noah.

“Hari ini saya melepaskan diri dari Noah. Terima kasih kepada semua yang ada di Noah, Lukman, David, semua team produksi Noah” tulis Uki lewat akun Instagram @uki_kautsar, Kamis (8/8/2019) malam

Lewat media sosial itu Uki turut memposting foto dirinya bersama Ariel Noah. Unggahan tulisan itu disertai salam perpisahan dari Uki “Good friends never say goodbye, they simply say ‘see you soon’”.

Uki berbagi kisahnya sejak awal bergabung dengan Noah, yang semula terkenal dengan nama Peterpan, pada 1998. Uki merupakan salah satu pilar berdirinya Peterpan bersama Ariel.

Uki sudah memikirkan hengkang dari Noah sejak tiga tahun belakangan, setelah dia lebih dari 20 tahun berada di dunia musik bersama band-nya. Uki berkata tujuan hidupnya berubah, namun, tidak menjelaskan apa yang akan dia lakukan selepas dari Noah.

“Sekarang rambut saya sebagian sudah memutih, pengalaman hidup bertambah dan pengetahuan pun harus bertambah, maka tujuan hidup pun mulai berubah”.

Pengumuman Uki resmi keluar dari Noah dilakukan setelah band itu merilis album terbaru mereka, Keterkaitan Keterikatan.

Band Noah yang semula Peterpan dibentuk pada tahun 2000. Sejumlah pergantian personel sempat terjadi sepanjang perjalanan karier band pelatun Separuh Aku tersebut.

Mulai dari keluarnya Indra dan Andhika pada 2006, disusul oleh Ihsan pada 2013, dan Reza pada 2015. Dengan Uki resmi menyatakan keluar dari Noah, band ini kini resmi digawangi Ariel (vokal), Lukman (gitar), dan David (keyboard).

Baca juga artikel terkait NOAH atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Musik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH