Menuju konten utama
Kecelakaan Ethiopian Airlines

Sejumlah Negara Larang Penerbangan Boeing 737 Max 8

Etiopia, Cina, Indonesia, Aeromexico, hingga Afrika Selatan melarang pesawat tipe Boeing 737 Max 8 untuk terbang setelah kecelakaan Ethiopian Airlines.

Sejumlah Negara Larang Penerbangan Boeing 737 Max 8
Pesawat kargo Ethiopian Airlines yang diturunkan secara paksa oleh TNI AU, parkir di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Senin (14/1/2019). ANTARA FOTO/M N Kanwa/foc.

tirto.id - Beberapa maskapai di sejumlah negara melarang penerbangan dengan pesawat Boeing 737 Max 8 usai kecelakaan yang melibatkan Ethiopian Airlines dan Lion Air.

Negara-negara tersebut, yaitu Etiopia, Cina, Indonesia, Aeromexico, Cayman Airways dari Karibia, Comair dari Afrika Selatan, dan Royal Air Maroc dari Moroko.

Associated Press News (AP News) mewartakan, Boeing menyebut tidak ada alasan kuat untuk melarang penerbangan 737 Max 8 karena pesawat tipe itu dinyatakan aman.

Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines jatuh pada Minggu (10/3/2019) di Ethiopia dan menewaskan 157 penumpang termasuk kru pesawat. Alat perekam menunjukkan pesawat jatuh sekitar 6 menit setelah lepas landas dari Addis Ababa.

Kejadian ini adalah yang kedua kalinya melibatkan 737 Max 8 selama lima bulan. Sebelumnya, pada Oktober 2018 737 Max 8 milik Lion Air jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang.

Petugas investigasi menyatakan flight data recorder atau alat perekam dalam pesawat mengalami kerusakan sebagian dan mereka sedang bekerja untuk melihat apakah ada informasi dari rekaman itu.

Seorang saksi mata bernama Tamrat Abera mengatakan sudah ada asap mengepul sebelum pesawat jatuh ke tanah.

“Sebelum jatuh, pesawat berputar dua kali di udara, dan ada asap keluar dari bagian belakang, kemudian [pesawat tersebut] menghujam ke tanah dan meledak,” kata Tamrat kepada jurnalis AP News.

“Ketika warga tiba di lokasi, tidak ada apapun yang tersisa kecuali kebakaran dan jenazah,” imbuhnya.

Otoritas Etiopia sedang menginvestigasi kejadian, didampingi oleh Amerika Serikat, Kenya dan beberapa negara lain.

Para ahli keselamatan menyebut ada banyak kesamaan antara kecelakaan di Indonesia dan Etiopia. Kecelakaan ini melibatkan pesawat single aisle yang mulai diperkenalkan pada 1967. Model pesawat tersebut adalah pesawat pengangkut yang paling umum di dunia.

Dilansir CNN, sampai saat ini Digital Flight Data Recorder (DFDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) berhasil diambil dari puing-puing pesawat. Dengan kedua benda tersebut, pihak penyelidikan dan para ahli akan bisa mempelajari penyebab kecelakaan.

Banyak negara menantikan hasil penyelidikan ini untuk dapat menentukan langkah lanjutan terkait penundaan penerbangan dengan pesawat Boeing 737 ini.

Ethiopian Airways dengan nomor penerbangan ET302 menuju Nairobi dari Addis Ababa pada Minggu (12/3/2019). Sesaat setelah lepas landas, pilot mengabarkan ada kesalahan teknis dan berniat kembali ke bandara. Namun pesawat jatuh sebelum mencapai bandara.

Cina, yang sebelumnya telah mengeluarkan perintah untuk menghentikan penerbangan dengan Boieng 737 Max 8 menyatakan tidak ada toleransi untuk pengabaian keamanan.

Keputusan tersebut dilakukan hingga ada pemberitahuan selanjutnya. Saat ini, pihak otoritas Cina masih menunggu hasil investigasi untuk menentukan langkah selanjutnya.

Baca juga artikel terkait ETHIOPIAN AIRLINES atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra