tirto.id - Sejarah peristiwa tsunami pernah menyambangi beberapa daerah di sekitaran Pantai Selatan Jawa.
Lalu, di mana saja bencana hantaman gelombang air laut ini sempat terjadi?
Berdasarkan buku terbitan ESDM bertajuk Pengenalan Tsunami (hlm. 1), bencana tsunami digambarkan ketika ada gelombang laut yang berkecepatan tinggi menghantam daratan.
Istilahnya ditemukan dari bahasa Jepang, di mana terdapat “tsu” yang berarti pelabuhan dan “nami” yang bermakna gelombang. Dengan begitu, tsunami adalah gelombang yang menampar pelabuhan.
Kecepatan maksimal pergerakan gelombang ini bisa mencapai 900 kilometer per jam. Sementara itu, kejadiannya dipelopori oleh gempa bumi, longsor dasar laut, jatuhnya meteor (jarang terjadi), hingga meletusnya gunung api.
Khususnya di wilayah Pantai Selatan Jawa, terdapat beberapa wilayah yang diklaim rawan terkena tsunami. Di antaranya adalah daerah Lampung-Banten, Jawa Tengah bagian selatan, dan Jawa Timur bagian Selatan.
Sejarah Tsunami di Pantai Selatan Jawa
Dalam sejarah, ada beberapa peristiwa tsunami yang pernah terjadi di sekitar Pantai Selatan Jawa.
Di antaranya mencakup Pangandaran (1921, 2006), Kebumen (1904), Purworejo (1957), Bantul (1840), Tulungagung (1859), Jember (1921), dan Banyuwangi (1818, 1925, 1994).
1. Tsunami Pangandaran 2006
Dalam buku Museum Tsunami Pangandaran (hlm. 17), terungkap bahwa tsunami ini tepat terjadi kala 17 Juli 2006. Kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana ini berupa kerusakan bangunan dan melayangnya nyawa manusia.
Di Pantai Selatan bagian Jawa Barat, tsunami Pangandaran menghancurkan 900 rumah.
Jumlah itu hanya separuh dari total 1.200 rumah yang mengalami kerusakan ringan hingga berat. Sementara itu, korban jiwa di sekitara Jawa Barat kala itu mencapai 427 orang.
Menurut catatan situs LIPI, Tsunami Pangandaran 2006 terjadi akibat adanya gempa di kedalaman 10 kilometer. Gempa itu disebutkan mempunyai kekuatan sebesar 7,7 skala richter.
Peristiwa yang hampir serupa ternyata pernah terjadi di Pangandaran pada 1921. Kala itu, gempa yang menhasilkan tsunami mempunyai kekuatan 7,2 skala richter.
2. Tsunami Banyuwangi 1994
Menurut ungkapan situs BNPB, Banyuwangi yang mempunyai keindahan pantai sebagai potensi pariwisatanya pernah mengalami sejarah buruk.
Keburukan masa lalu ini bukan ulah manusia, tapi lantaran sempat terjadi bencana tsunami yang mengakibatkan korban jiwa.
Peristiwa Tsunami Banyuwangi ini terjadi pada malam 2 Juni 1994. Bencana datang menghantam pesisir Pantai Selatan di Jawa Timur ini tepat dini hari pukul 02.00 WIB. Oleh sebab itu, masyarakat tak sempat menyelamatkan diri.
Situs USGS menyebutkan, bencana yang mempelopori kemunculan tsunami di Banyuwangi. Gempa kala itu terjadi sekitar pukul 18.17 WIB pada 2 Juni 1994. Kemudian, tsunami datang ke selatan Jawa Timur di dini harinya.
Dua peristiwa di atas merupakan salah dua bencana besar yang terjadi kisaran 1990-2000an.
Totalnya, sejarah tsunami di Pantai Selatan Jawa sejak awal abad ke-20 setidaknya terjadi sebanyak 20 kali.
Daerah lain yang sempat mengalaminya seperti Kebumen (1904), Bantul (1840), Jember (1921), Tulungagung (1859), dan lain-lain.
Peristiwa tsunami terbaru terjadi pada 2018 silam. Kejadiannya berlokasi di Pantai Selatan Jawa Barat, tepatnya kawasan pantai barat Provinsi Banten dan Pantai Selatan Provinsi Lampung.
Menurut situs BKD Provinsi Banten, tsunami ini terjadi pada 22 Desember 2018. Ada sejumlah 222 orang yang meninggal dunia, korban hilang 28 orang, dan korban luka-luka 843 orang.
Selain itu, dampak terjangan tsunami tersebut juga telah mengakibatkan 556 rumah rusak, 9 hotel rusak berat dan 60 warung hancur.
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Dhita Koesno