tirto.id - Hari Infanteri yang diperingati setiap tanggal 15 Desember merupakan tanggal khusus bagi Korps Infanteri TNI AD untuk mengenang Pertempuran Ambarawa yang disebut juga sebagai Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat.
Dikutip laman resmi Badan Otorita Borobudur (BOB), salah satu bukti sejarah tangguhnya para pejuang Indonesia saat mempertahankan kemerdekaan dapat dilihat melalui monumen Palagan Ambarawa di Jawa Tengah.
Monumen ini telah menjadi saksi selama masa penjajahan dan perjuangan setelah kemerdekaan diproklamasikan.
Terdapat sejarah yang begitu panjang di balik monumen tersebut hingga menjadikannya kini sebagai tempat belajar sejarah sekaligus berwisata.
Sejarah Hari Infanteri
Setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, bukan berarti urusan mengusir penjajah selesai begitu saja.
Di Ambarawa, salah satu wilayah di Semarang masih terjadi pertempuran besar antara pejuang dengan para tentara musuh.
Pertempuran tersebut berlangsung selama empat hari dengan tujuan utama mempertahankan daerah dari tentara sekutu yang saat itu sekaligus masih menjadi tahanan NICA.
Pada saat itu, tentara sekutu merasa terdesak di Magelang hingga mengundurkan diri ke daerah Ambarawa.
TNI yang kala itu bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dipimpin oleh Kolonel Soedirman akhirnya berhasil meraih kemenangan pada 15 Desember 1945 hingga hari itu dikenang sebagai Hari Infanteri.
Monumen Palagan Ambarawa menjadi bukti nyata kerasnya pejuang yang saat ini berusaha mati-matian untuk mempertahankan wilayah kekuasaan Indonesia.
Monumen ini berada di Jalan Mgr Sugiyopranoto dan sengaja dibangun untuk mengingat pertempuran pada 12-15 Desember 1945.
Dalam monumen juga dibangun Museum Isdiman yang ditujukan untuk mengenang jasa Letkol Isdiman yang namanya lebih dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal Soedirman.
Monumen Palagan Ambarawa sendiri adalah sebuah museum yang dibangun menyerupai bentuk rumah Joglo. Di dalamnya tersimpan banyak koleksi senjata serta pakaian yang dipakai semasa pertempuran Ambarawa.
Situs Kemendikbud menyebutkan, melalui TNI yang memperingati Hari Infanteri atau Hari Juang Kartika, maka ini menggambarkan kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keberhasilan pihak Republik dalam Peristiwa Ambarawa hendaknya menyadarkan masyarakat untuk memiliki rasa nasionalisme, khususnya dalam menggalang persatuan dan menanamkan sikap memiliki atas Indonesia Raya.
Melalui Hari Infanteri, masyarakat Indonesia diajak menaburkan benih-benih persatuan demi rasa cinta tanah air.
Lewat semangat membangun dan mempertahankan bangsa di era globalisasi ini menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang banyak belajar dari sejarah serta mampu menghargai arti sebuah kemerdekaan.
Editor: Iswara N Raditya