tirto.id - Ribuan pendukung setia Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol Amerika Serikat pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu setempat. Mereka menerobos masuk ke dalam bangunan paling ikonik itu. Sebagaimana dilaporkan CNN, setidaknya ada empat orang tewas dalam kerusuhan itu, termasuk seorang wanita yang ditembak.
Semua itu terjadi setelah Presiden Trump menyuruh pendukungnya untuk melawan penghitungan suara elektoral yang akan mengkonfirmasi kemenangan presiden terpilih Joe Biden.
Awalnya, para pengunjuk rasa itu berkumpul di National Mall, Washington DC pada hari sebelumnya untuk memprotes hasil pemilihan presiden pada November saat Kongres menghitung suara elektoral, tetapi demo berubah menjadi kerusuhan usai Trump mendesak pendukungnya untuk pergi ke gedung Capitol.
Massa memegang topi bertuliskan "Make America Great Again" dan membawa bendera Trump, mereka memecahkan jendela dan memanjat balkon gedung.
Ratusan pengunjuk rasa pro Trump dikabarkan menerobos penghalang yang dipasang di sepanjang Capitol, di mana mereka bertengkar dengan petugas yang memakai perlengkapan anti huru-hara.
Polisi mengatakan, para demonstran masuk ke dalam gedung. Tak lama kemudian, polisi langsung mengevakuasi lantai rumah. Sementara Wakil Presiden Mike Pence juga turut dievakuasi dari sebuah ruang, kebetulan ia sedang mengikuti penghitungan suara elektoral.
Petugas polisi menodongkan senjata ke seseorang yang mencoba menerobos. Seorang pendukung Trump juga terlihat berdiri di panggung Senat. Sementara seorang wanita, yang belum diidentifikasi, meninggal usai ditembak di dada di halaman Capitol, demikian kata polisi DC kepada CNN.
Kepala Polisi DC, Robert Contee mengatakan, tiga orang lainnya tewas karena keadaan darurat medis selama kerusuhan. "Seorang wanita dewasa dan dua pria dewasa tampaknya menderita keadaan darurat medis, yang mengakibatkan kematian mereka," kata Contee.
Lantas, mengapa massa Trump menyerang gedung Capitol? Berikut adalah sejarah bangunan paling ikonik di Amerika Serikat itu.
Sejarah Singkat Gedung Capitol
Seperti dilansir laman aoc.gov, di Gedung Capitol AS, Senat dan DPR berkumpul untuk membahas, memperdebatkan kebijakan nasional, mengembangkan konsensus dan menyusun hukum negara.
Gedung Capitol memiliki lebih dari 600 kamar. Ia dimahkotai oleh kubah putih megah yang menghadap ke kota Washington dan telah menjadi ikon negara Amerika. Perancangan Gedung Capitol AS atau gedung Kongres Amerika Serikat dimulai sejak tahun 1793 oleh Presiden George Washington dan pembangunannya dilakukan tak lama setelahnya.
Gedung Capitol adalah salah satu bangunan paling mengesankan secara arsitektural dan simbolis penting di dunia. Ia telah menampung rapat Senat dan Dewan Perwakilan selama lebih dari dua abad.
Selain dipakai oleh Kongres, Gedung Capitol juga terdapat museum seni dan sejarah Amerika, Diperkirakan, sekitar 3 sampai 5 juta orang dari seluruh dunia mengunjungi tempat itu setiap tahunnya.
Gedung Capitol menggabungkan fungsi dan estetika, ini adalah contoh yang bagus dari arsitektur neoklasik abad ke-19. Desain yang berasal dari Yunani Kuno dan Roma ini turut membangkitkan cita-cita pendiri bangsa sebagai republik baru.
Saat ini, Gedung Capitol mencakup area tanah seluas sekitar 4 hektar dan memiliki luas lantai sekitar 2 hektar. Bangunan ini berisi sekitar 658 jendela dan sekitar 850 pintu.
Gedung ini dibagi menjadi lima tingkat. Lantai pertama ditempati oleh ruang komite dan ruang yang dialokasikan untuk berbagai pejabat kongres. Lantai dua menampung Dewan Perwakilan dan Senat serta kantor pimpinan kongres.
Lantai tersebut juga berisi ruang upacara melingkar yang juga berfungsi sebagai galeri lukisan dan patung yang menggambarkan tokoh-tokoh dan peristiwa penting dalam sejarah bangsa.
Lantai tiga adalah akses ke galeri di mana pengunjung Capitol dapat menyaksikan proses DPR dan Senat saat Kongres sedang berlangsung. Sisa lantai ini ditempati oleh kantor, ruang panitia dan galeri pers. Sedangkan lantai empat ditempati oleh kantor, ruang mesin, bengkel dan area pendukung lainnya.
Editor: Agung DH