tirto.id - Setiap tanggal 19 Agustus, dunia memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia atau World Humanitarian Day (WHD).
Tanggal ini ditetapkan sebagai Hari Kemanusiaan Sedunia untuk mengenang serangan bom bunuh diri di Hotel Canal, Baghdad, Irak, pada 19 Agustus 2003 lalu.
Sebagaimana dilansir dari CNN, saat itu seorang teroris membunuh satu orang polisi Irak dan melakukan aksi “bom bunuh diri mobil” di sebuah pos pemeriksaan di belakang markas besar PBB di Baghdad. Kala itu, sedang ada rencana apakah PBB akan memperluas perannya di Irak.
Ledakan tersebut terjadi di pintu masuk tempat parkir mobil, sekitar 200 meter dari kompleks PBB di Canal Hotel. Akibat peristiwa ini, 20 orang dinyatakan tewas, termasuk utusan tinggi PBB di Irak, Sergio Vieira de Mello.
Akibat tragedi ini, akhirnya Majelis Umum PBB menetapkan Hari Kemanusiaan Sedunia pada tanggal 19 Agustus 2008, dengan tujuan meningkatkan kesadaran publik untuk menjadi pelaku kemanusiaan dan akan bermanfaat bagi orang-orang yang sedang membutuhkan bantuan.
WHD 2021, Fokus Kampanye Krisis Iklim
Setiap tahunnya, WHD berfokus pada sebuah tema, serta menyatukan mitra dari seluruh sistem kemanusiaan untuk mengadvokasi kelangsungan hidup, kesejahteraan dan martabat orang-orang yang terkena dampak krisis, hingga untuk keselamatan dan keamanan pekerja bantuan.
Tahun ini, mengutip laman resmi PBB, tema yang akan diangkat adalah terkait dampak langsung dari krisis iklim. Melalui kampanye tahun ini, PBB menekan para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan serius terkait iklim, yang diharapkan dapat berarti bagi orang-orang yang paling rentan di dunia.
“Keadaan darurat iklim mendatangkan malapetaka di seluruh dunia pada skala yang tidak dapat dikelola oleh orang-orang di garis depan, dan dalam komunitas kemanusiaan,” tulis PBB dalam pernyataan resminya.
“Waktu sudah hampir habis bagi orang-orang yang paling rentan di dunia, serta jutaan lainnya yang sudah kehilangan rumah, mata pencaharian, dan kehidupan mereka,” lanjutnya
PBB mengajak orang-orang untuk peduli dan andil dalam solidaritas untuk menaikan kampanye #TheHumanRace di media sosial, yang mereka sebut sebagai “tantangan global untuk aksi iklim dalam solidaritas dengan orang-orang yang paling membutuhkannya”.
Sementara itu, Departemen Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melalui laman resminya juga menyatakan akan menaikan kampanye #TheHumanRace yang diselenggarakan di platform Strava—layanan internet asal Amerika untuk melacak latihan manusia yang menggabungkan fitur jejaring sosial.
Nantinya, baik peserta yang berlari, bersepeda, berjalan, berenang, hingga bermain bola yang menaikan kampanye #TheHumanRace akan diperhitungkan untuk membantu OCHA dalam menyampaikan pesan kepada para pemimpin dunia saat mereka bertemu di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) pada bulan November 2021.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari