Menuju konten utama

Sejarah Aliran Musik Emo, Genre yang Diusung When We Were Fest

Genre musik emo memiliki sejarah panjang, tepatnya terjadi sejak era 1980-an. 

Sejarah Aliran Musik Emo, Genre yang Diusung When We Were Fest
Dari kiri ke kanan, Frank Lero, Ray Toro, Gerard Way dan Mikey Way dari band My Chemical Romance berpose di set Fuse's "A Different Spin with Mark Hoppus" Rabu, 1 Desember 2010 di New York. AP / Amanda Schwab, StarPix

tirto.id - Bagi pecinta musik emo era tahun 2000-an, bersiaplah untuk datang ke acara festival musik bertajuk "When We Were Young Festival 2022". Acara itu akan digelar di Las Vegas, Nevada pada 22 Oktober 2022 mendatang.

Festival ini menampilkan beberapa grup musik papan atas era tahun 2000-an dari genre emo dan rock alternatif seperti Avril Lavigne, My Chemical Romance (MCR), Saosin, Paramore, dan masih banyak lagi. Mayoritas band-band tadi lebih sering dikenal dengan sub genre emo.

Seperti dikutip Master Class, emo adalah salah satu sub genre dari berbagai musik underground seperti punk rock, indie rock, garage rock, dan seatle sound yang dibalut dalam liri. Biasanya, genre emo meluapkan ekspresi emosi dari para anggota bandnya.

Genre musik emo memiliki beberapa turunan dengan suara yang berbeda. Di antaranya Scream Emo Agresif yang merupakan variasi emo. Lirik yang dinyanyikan cenderung agresif, variasi ini dapat ditemukan lewat band Senses Fail dan The Used.

Selanjutnya, Emo Pop-Punk Ringan merupakan turunan genre emo yang populer, variasi ini menampilkan vokal tinggi melalui lagu-lagu upbeat dengan lirik yang melankolis. Genre ini dapat ditemukan lewat band Paramore.

Sejarah Genre Musik Emo

Genre musik emo ternyata memiliki sejarah panjang. Emo pertama kali hadir pada tahun 70-an hingga tahun pertengahan tahun 80-an. Kemunculannya berawal dari genre post-hardcore, yakni aliran musik dari cabang punk-rock.

Gelombang pertama genre musik emo terjadi pada tahun 1980-an dari Wahington DC, Amerika Serikat, yang terlahir selama gerakan Revolusi Musim Panas bersamaan dengan lahirnya musisi band rock Rites of Spring. Pada tahun ini emo masih sangat minoritas.

Selanjutnya, gelombang ke-2 terjadi pada tahun 1990-an, musik emo telah menyebar di pantai barat Amerika Serikat. Beberapa pengaruh musik emo berasal dari musisi Jawbreaker, Weezer, dan Sunny Day Reale Estate.

Pada masa ini, emo hadir dengan musik yang lebih kental aroma garage rock, grunge dan pop rock. Dengan lirik yang menggambarkan sifat anak muda tetapi penuh dengan hal sentimental dan dengan kisah kehidupan menyedihkan.

Tahun 2000-an merupakan gelombang ke-3 musik emo, di mana genre musik ini bangkit saat lahirnya kesuksesan band 30 Second to Mars, My Chemical Romance, Fall Out Boy, dan Jimmy Eat World. Pada masa ini emo sudah benar-benar terkenal dan memiliki penggemar banyak, tak hanya di Amerika Serikat namun juga di Eropa.

Emo tak hanya sebagai genre musik, akan tetapi juga sebagai gaya hidup. Penyebabnya adalah penampilan My Chemical Romance dan grup musik lainnya yang bergaya gothic, serta potongan rambut bergaya mullet (seperti poni lempar).

Style tersebut banyak diikuti oleh anak muda, tak hanya di Amerika sebagai tanah kelahirannya, namun menjadi pusat fashion anak muda sedunia.

Tak hanya penampilan, pada gelombang ke-3 ini, emo memiliki karakter yang berbeda. Emo lebih berani untuk tampil keras dengan tambahan musik metal dan melodic punk sehingga mulai muncul sub genre dari emo seperti Screamo yang penuh dengan teriakan, metalcore, dan juga emo melodic.

Baca juga artikel terkait MUSIK atau tulisan lainnya dari Yunita Dewi

tirto.id - Musik
Kontributor: Yunita Dewi
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Alexander Haryanto