tirto.id - Senin, 23 Juli 1973 merupakan hari penting bagi organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Hari itu KNPI berdiri. Sejarah KNPI jadi sejarah hubungan romantis mahasiswa dan Orde Baru.
Pada mulanya, KNPI berasal dari Kelompok Cipayung. Menurut Ali Akbar dalam Biografi Politikus dan Budayawan Ridwan Saidi (2018), “Kelompok Cipayung” merupakan sebutan bagi lima organisasi mahasiswa yang sering melakukan diskusi di Cipayung, Bogor.
Lima organisasi tersebut adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Kemudian pada tahun 1972, lima organisasi tersebut membuat pakta kerja sama dan mendeklarasikan diri sebagai kelompok Cipayung.
Kelompok mahasiswa itu ternyata menarik perhatian Mayor Jenderal Ali Moertopo. Ali waktu itu belum jadi Menteri Penerangan, namun ia sudah jadi Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dan juga tangan kanan Soeharto.
Obsesi Ali Moertopo
Ketertarikan Ali pada Kelompok Cipayung dikarenakan obsesi sang Mayor Jenderal pada pembuatan wadah tunggal untuk tiap kelompok dalam masyarakat. Wadah tunggal akan mempermudah Orba memantau dan mengontrol kelompok-kelompok tersebut.
Obsesi tersebut terlihat dari tercatutnya nama Ali Moertopo dalam berdirinya beberapa wadah tunggal seperti Federasi Buruh Seluruh Indonesia (buruh), Kamar Dagang dan Industri (wirausaha), Himpunan Kerukukan Tani Indonesia (petani), dan Kongres Wanita Indonesia (gerakan perempuan).
Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotongroyong (DPR-GR) yang juga kawan Ali Moetopo, Midian Sirait, punya gagasan yang menarik perhatian sang Mayor Jenderal: menyatukan pemuda termasuk mahasiswa dalam sebuah organisasi wadah.
Dalam autobiografinya berjudul Demi Bangsa: Liku-Liku Pengabdian Prof. Dr. Midian Sirait: Dari Guru SR Porsea sampai Guru Besar ITB (1998), Midian Sirait menyatakan organisasi wadah pemuda ini dimaksudkan untuk menghimpun keberagaman latar belakang partai dan organisasi para pemuda dan mahasiswa.
Pada era 60-an hingga awal 70-an, sebagaimana yang ditulis Francois Raillon dalam bukunya Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia: Pembentukan dan Konsolidasi Orde Baru 1966-1974 (1984), mahasiswa menjadi salah satu kekuatan politik dalam usaha melengserkan Soekarno dan juga sebagai salah satu promotor Orba.
Mahasiswa pada masa itu percaya bahwa Orde Baru merupakan jawaban atas kebutuhan modernisasi dan reformasi yang mereka tuntut dari rezim Soekarno. Membuat sebuah organisasi wadah untuk mahasiswa dapat berarti “mengamankan” kekuatan politik ini.
KNPI Lahir
Senin 23 Juli 1973, tokoh pemuda waktu itu seperti Akbar Tandjung, David Napitulu, dan lainnya mendeklarasikan kelahiran KNPI. David Napitulu kemudian menjadi ketua pertama ormas ini.
Ada peran Mayor Jenderal Ali Moertopo dalam kelahiran KNPI ini. Krissantono, dalam buku Di Atas Panggung Sejarah: Dari Sultan ke Ali Moertopo (1991), menganalogikan Ali Moertopo sebagai bidan kelahiran KNPI. “Dia [Ali Moertopo] menungguinya ketika KNPI lahir dan selalu memberi pengarahan yang diperlukan,” tulisnya.
Kedekatan dengan Ali Moertopo membuat lahirnya KNPI jadi mulus. Sebagaimana catatan KNPI, “Organisasi ini langsung mendapat restu dari pemerintahan Orde Baru pada tahun [1973] itu pula.”
Ormas Pemuda yang Tak Lagi Muda
Sebagai ormas kepemudaan yang sejak awal dekat dengan Orba, anggota-anggota KNPI juga—pada akhirnya—menjadi dekat dengan rezim Soeharto. Setelah selesai dengan KNPI, beberapa anggotanya tercatat masuk Golkar dan beberapa yang lain menjadi pejabat Orba.
Terhitung nama macam Akbar Tandjung, David Napitulu, Cosmas Batubara, dan Abdul Gafur merupakan tokoh KNPI. Akbar Tandjung pernah menjadi Wakil Sekjen Golkar dan menjabat Menteri Negara Perumahan Rakyat.
David Napitulu pernah menjadi ketua organisasi sayap Golkar dan jadi duta besar Indonesia untuk Meksiko. Cosmas Batubara pernah jadi Menteri Perumahan Rakyat. Abdul Gafur juga pernah jadi Menteri Pemuda dan Olahraga.
Meski ada peran besar Orde Baru dalam kelahirannya, KNPI masih eksis hingga saat ini. Ali Moertopo yang meninggal pada 15 Mei 1984 tak membuat ormas ini bubar. Juga ketika Soeharto mengundurkan diri menjadi presiden, ormas ini tetap ada.
Kini KNPI berusia 48 tahun. Ormas pemuda yang berumur tua ini masih eksis—meski tak lagi jadi wadah tunggal pemuda seperti pada era Orba.
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dipna Videlia Putsanra