Menuju konten utama

Seberapa Efektifkah Pembatas Jalan Bersilinder yang Diboyong RK?

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berencana mengganti pembatas jalan antar kota antar provinsi dengan pembatas jalan bersilinder guna mengurangi dampak kecelakaan jalan raya.

Seberapa Efektifkah Pembatas Jalan Bersilinder yang Diboyong RK?
Rolling guardrail. FOTO/tradekorea.com

tirto.id - Setelah resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu (5/9), Ridwan Kamil langsung memperkenalkan beberapa program baru untuk menata tanah Priangan.

Salah satu yang dilempar ke publik adalah penggantian pembatas jalan antar kota antarprovinsi dari yang konvensional menjadi pembatas dengan dilengkapi silinder putar. Hal in ia sampaikan langsung di unggahan Instagram pribadi mililknya.

"UNTUK MENGURANGI KECELAKAAN di jalan besar antar kota antar propinsi yang berliku dan banyak melewati jurang, Pemprov Jabar akan menggunakan teknologi baru pagar pembatas jurang bersilinder putar. Pagar ini memiliki tabung silinder yang bisa berputar. ia mengubah energi tabrakan linear menjadi energi rotasi sehingga mobil menjadi melipir kesamping ketimbang terus ke depan. Sementara teknologi ini adalah buatan Korea Selatan. Semoga solusi ini membuat jalanan kita lebih aman. Hatur Nuhun," tulis Ridwan Kamil di akun Instagram-nya pada Rabu (12/9) kemarin, lengkap dengan foto pembatas jalan bersilinder yang akan diterapkan di jalanan Jawa Barat.

Penggantian pembatas jalan ini diwacanakan tak lama setelah kecelakaan bus di Cikidang, Kampung Bantar Selang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (8/9). Saat itu, sebuah bus wisata bernopol B 7025 SGA dari arah Cikidang tengah melalui jalanan "letter S". Bus oleng dan terguling ke jurang sedalam 31 meter. Diduga sopir tidak mampu mengendalikan bus saat melaju lantaran tak menguasai medan. Sebanyak 21 orang penumpang dikabarkan tewas.

Dalam unggahan berikutnya di Instagram, Ridwan Kamil menampilkan video simulasi kerja pembatas jalan bersilinder ketika ditabrak berbagai macam kendaraan roda empat berkecepatan tinggi, mulai dari bus, truk, dan mobil pribadi. Hasilnya cukup efektif meredam daya hantam mobil dan tak tembus melewati pagar.

"ROAD BARRIER dengan teknologi silinder putar ini secepatnya kita terapkan. Semoga jalanan Jawa Barat lebih aman. TAPI tetep jangan ngebut, lengkapi keamanan mobil, pake seatbelt dll.. INGAT keluarga anda setiap hari menunggu anda pulang dengan selamat di rumah. Aamiin," tulis Ridwan Kamil dalam deskripsi unggahannya itu.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Pembatas jalan bersilinder putar atau istilah asingnya rolling guard-rail barrier atau rolling barrier system adalah pembatas tepian jalan yang dilengkapi deretan tabung silinder yang dapat diputar.

Desain pembatas jalan bersilinder ini dikembangkan dan dipopulerkan oleh perusahaan Korea Selatan seperti ETI Ltd. Penemuan ini relatif baru, sebagaimana dapat dilihat dalam rilisan video demonstrasi pembatas jalan bersilinder yang dirilis pada 2016. Namun, ada pula video serupa yang dirilis perusahaan asal Australia bernama KSI Global pada 2014.

Lantas, bagaimana sebenarnya detail cara kerja pembatas jalan bersilinder ini?

Dilansir dari Interesting Engineering, pembatas jalan bersilinder melakukan lebih dari sekadar menyerap energi benturan. Pembatas ini mampu mengubah energi tumbukan menjadi energi rotasi yang bisa mendorong kendaraan kembali ke depan, sehingga kendaraan tak sampai menerabas pagar pembatas dan kehilangan kendali.

Produk pembatas yang dikembangkan ETI memakai bahan Etilen vinil asetat (EVA) pada tabung-tabung roller silindernya. Bahan EVA diklaim punya daya serap kejut yang sangat baik. EVA juga punya fleksibilitas dan elastisitas yang jauh lebih baik dibanding bahan resin polyethylene lainnya, sehingga fiturnya mendekati karet. Namun, tak seperti karet yang menurun kualitasnya di luar ruangan, bahan EVA tak mudah rusak.

Saat sebuah mobil kendaraan membentur pagar pembatas, tabung-tabung silinder itu akan mengubah daya kejut kendaraan menjadi energi rotasi. Bingkai besi pagar atas dan bawah yang mengapit tabung-tabung silinder berfungsi menyesuaikan besaran ban kendaraan sehingga kendaraan tidak sepenuhnya oleng.

Bantalan roller yang disokong cairan membantu penyerapan kejut ketika terjadi tabrakan. Dengan struktur rangka berbentuk huruf D, sistem penyerapan dipastikan bisa terdistribusi sampai ke penyangga sebagai penyerap kejut lanjutan.

Dari uji tabrakan yang melibatkan tiga kendaraan, secara umum pembatas jalan bersilinder ini berfungsi sesuai yang diharapkan.

Infografik Pembatas Jalan

Dimulai dari mobil kecil atau sekelas mobil pribadi dengan bobot total 900 kilogram dan sudut kemiringan tabrakan dari arah 20 derajat. Pembatas jalan bersilinder mampu membuat kendaraan kembali ke jalur, melindungi penumpang, dan mencegah kecelakaan berikutnya tabrakan.

Mobil kedua yang diujicobakan adalah mobil ukuran besar atau jenis truk berbobot 10 ton dengan sudut kemiringan tabrakan dari arah samping sebesar 150 derajat. Hasilnya, tabung-tabung silinder mampu meredakan gesekan secara perlahan sehingga cukup sukses meminimalisir daya kejut mendadak yang bersifat merusak.

Begitu pula dengan hasil percobaan ketiga dengan bus berbobot 13 ton dari sudut kemiringan tabrakan 20 derajat. Hasilnya sama dengan percobaan kedua: meminimalisir daya kejut yang masif ketika tabrakan menjadi fitur kunci dari jenis pagar pembatas bersilinder putar ini.

Menurut catatan World Health Organization (WHO), lebih dari 1,25 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas di jalanan. Sekitar 20 juta sampai 50 juta lebih korban kecelakaan menderita luka yang tak jarang menimbulkan kecacatan fisik.

Di Indonesia, data kepolisian nasional 2017 mencatat 28 ribu sampai 30 ribu nyawa melayang per tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas.

Selain menyisakan duka akibat korban jiwa, kecelakaan lalu lintas menyebabkan kerugian ekonomi yang besar baik bagi individu, keluarga, hingga negara. Kerugian muncul karena adanya biaya perawatan, hilangnya produktivitas kerja baik pada yang meninggal maupun cidera dan cacat sehingga harus dirawat anggota keluarga yang harus menyisihkan waktu dengan cara cuti kerja.

Menerapkan pembatas jalan bersilinder untuk menggantikan pembatas jalan konvensional bisa menjadi salah satu cara untuk menekan angka cedera dan korban jiwa dalam kecelakaan jalan raya di Indonesia.

Baca juga artikel terkait KECELAKAAN BUS atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Teknologi
Penulis: Tony Firman
Editor: Windu Jusuf