tirto.id - Bayangkan: kamu seorang jurnalis, bertemu bintang sepak bola negaramu sendiri, datang untuk wawancara, tapi mikrofonmu malah diambil dan dilempar olehnya. Apa yang kamu rasakan?
Itulah yang dialami oleh Diogo Torres dari Correio da Manhã TV (CMTV) ketika menanyai Cristiano Ronaldo. Suara terakhir yang terekam adalah bunyi benda keras beradu dengan air setelah terlempar ke sebuah danau di Perancis. Setelah melempar mikrofon, Ronaldo berjalan seakan tidak terjadi apa-apa.
“Aku bertanya kepada Ronaldo bagaimana persiapannya menjelang pertandingan,” kata Torres.
Dalam wawancara dengan BBC, Torres menduga itu ada hubungannya dengan produk dari media tempatnya bekerja. “Beberapa di antaranya tidak dia sukai. Mungkin itu sebabnya dia melakukannya. Tapi itu bukan masalah pribadi.”
Perkiraan Torres bisa jadi betul. Sebelum insiden, saudara CMTV, koran CM, yang laris betul, menulis judul berita besar-besar “Ronaldo Bahkan Tidak Bisa Menjebloskan Tendangan Penalti.”
Peristiwa ini terjadi saat Euro 2016 di Perancis. Saingan Portugal di grup saat itu tidak begitu sulit. Ada Austria, Hungaria, dan Islandia.
Portugal diunggulkan saat melawan Islandia yang merupakan tim debut pada pertandingan pembuka. Namun pertandingan berakhir imbang, 1-1, dan Ronaldo tidak mencetak gol.
Ronaldo berkilah bahwa hasil tersebut karena Islandia bermain terlalu defensif. “Hanya bertahan, bertahan, bertahan,” katanya. Dan dengan cara tersebut menurutnya sekadar menunjukkan betapa “lemahnya mental Islandia” dan “mereka tidak akan berdampak apa pun pada kompetisi.”
Kári Árnason, pemain bertahan Islandia yang terus menempel Ronaldo selama pertandingan, tidak terima dan membalas dengan komentar yang tak kalah sinis.
“Dia bertingkah seperti seorang pecundang.” kata Árnason. “Dia bisa mengatakan apa saja yang dia mau, tapi dia tidak benar-benar mendapat kesempatan mencetak gol. Dia punya satu, toh gagal juga. Apa yang bisa saya katakan? Pecundang, banyak omong. Apa yang dia harapkan? Islandia bermain seperti Barcelona melawan dia? Dia menggila dan diving di mana-mana.”
Dalam pertandingan kedua melawan Austria juga berakhir seri, 0-0. Portugal bisa menang seandainya Ronaldo berhasil melesakkan tendangan dari titik 12 meter pada menit ke-79.
Kegagalan inilah yang kemudian dicemooh orang-orang. Di stadion, pendukung Austria meneriakkan nama Messi, pesaing Ronaldo sebagai pesepak bola terbaik, berulang-ulang. Di luar stadion, ia mendapat ledekan melalui media sosial.
Bukan hanya penalti saja yang menjadi catatan buruk Ronaldo kala itu, tapi juga fakta bahwa dia melepaskan 22 tembakan dalam dua pertandingan pertama, paling banyak dari seluruh pemain di turnamen tersebut. Memang ada pembenaran soal itu, misalnya soal kinerja baik dua penjaga gawang, Hannes Thor Halldorsson dari Islandia dan Robert Almer dari Austria.
Euro: Pembuktian Produktivitas Ronaldo
Hasil positif mulai Ronaldo dapat dalam pertandingan terakhir di fase grup melawan Hungaria. Ronaldo tampil ciamik dengan mencetak dua gol dan keduanya dalam kondisi Portugal sedang tertinggal. Salah satu gol dicetak dengan cantik menggunakan kaki belakang. Dengan hasil seri ini, Portugal maju ke babak 16 besar.
“Semua orang tahu Ronaldo dan apa yang bisa dia lakukan kapan pun saat pertandingan... Setiap kali dia dalam masa yang sulit, dia membuktikannya lagi kepada orang-orang yang mengkritiknya–dia membungkam semuanya,” kata Nani, rekan setim Ronaldo setelah pertandingan.
Kendati demikian, Portugal tetap mendapat kritik karena lolos dari fase grup tanpa pernah memenangkan satu pertandingan pun.
Ronaldo gagal mencetak angka di 16 besar melawan Kroasia dan perempat final kontra Polandia. Ia baru melakukannya lagi dalam babak semi final melawan Wales. Dan itulah gol terakhirnya di Euro 2016. Ronaldo harus rela duduk di bangku cadangan setelah mendapat cedera pada laga final melawan Perancis. Beruntung tim asuhan Fernando Santos berhasil menang 1-0 lewat tendangan terukur dari Eder pada menit 109.
Ini pertama kalinya Portugal berhasil memenangkan kompetisi internasional bergengsi, hanya satu tingkat di bawah Piala Dunia. “Aku selalu bilang dan tidak pernah menyembunyikannya, bahwa aku benar-benar ingin memenangkan kejuaraan di tim nasional,” kata Ronaldo. “Euro 2016 mungkin adalah trofi terbaik yang pernah aku menangkan dalam hidup ini.”
Selain itu, di Euro pula Ronaldo membuktikan bahwa dia--secara individual--adalah pesepak bola yang tak hanya garang di klub, tapi juga tim nasional. Ronaldo adalah pencetak angka terbaik dari pemain Eropa mana pun di Euro.
Ronaldo memulai penampilannya di Euro 2004 pada usia 19. Dia mencetak dua gol dengan tandukan kepala melawan Yunani dan Belanda. Dia menjadi salah satu pemain termuda yang pernah mencatatkan skor di Euro. Sayang Portugal gagal juara setelah kalah dari Yunani di final.
Empat tahun berselang, Ronaldo hanya mencetak satu gol melawan Republik Ceko. Warsa 2012, dia berhasil mencetak tiga gol ke Belanda dan Republik Ceko. Bersama lima pemain lain, ia menjadi pencetak angka terbanyak kompetisi tersebut.
Tiga gol pada Euro 2016 dan lima gol di Euro 2020 membuat Ronaldo menjadi pemain paling produktif di kejuaraan tersebut dengan total 14 gol. Meski begitu Ronaldo harus rela timnya pulang lebih awal karena kalah lawan Belgia di 16 besar, dan karenanya gol tak mungkin bertambah setidaknya hingga empat tahun ke depan (Ronaldo tetap berpeluang jadi pencetak gol terbanyak di Euro 2020).
Bukan hanya jadi pencetak gol terbanyak di Euro sepanjang sejarah, tambahan lima gol--tiga di antaranya dari titik putih--itu juga membawanya menyamai rekor penyerang asal Iran, Ali Daei, sebagai pesepak bola pria dengan gol internasional terbanyak, 109 gol. Ronaldo tinggal butuh satu gol lagi untuk menjadi yang teratas.
Mengutip situs resmi UEFA, 109 gol tersebut diperoleh dari 178 laga. 47 di antaranya dijebloskan ke gawang lawan pada perhelatan Euro dan babak kualifikasi Euro, 38 di Piala Dunia dan kualifikasinya, dan sisanya pada pertandingan persahabatan.
Gol-gol tersebut sebagian besar diperoleh dari pertandingan terbuka (open play), yaitu sebanyak 85. Gol yang didapat dari penalti hanya 14, lalu dari tendangan bebas langsung sebanyak 10. Sebanyak 59 gol dilahirkan dari kaki kanan, yang merupakan kaki dominannya, sementara kaki kiri dan kepala sama-sama 25.
Ronaldo sebetulnya bisa saja telah menjadi pencetak gol pria terbanyak saat ini jika pada 2010 lalu gol indahnya ke gawang Spanyol dalam pertandingan persahabatan tidak dianulir wasit. Gol dari tendangan lob itu dianulir karena Nani menyundul bola sepakan pemain bernomor punggung 7 tersebut dalam posisi offside.
Andai tidak pernah ada gol ke-110 untuk Ronaldo, tentu Nani akan menjadi salah satu kambing hitam kegagalan.
Hanya Menunggu Waktu
Karena Portugal telah tersingkir dari Euro 2020, World Cup menjadi kompetisi yang tersisa bagi Ronaldo untuk mengukuhkan ketajamannya.
Sejauh ini belum ada pernyataan Ronaldo akan pensiun dari tim nasional, termasuk juga rencana mencoret peraih lima Ballon d’Or dari skuat World Cup 2022 di Qatar. Dalam babak kualifikasi melawan Luxemburg, Ronaldo sudah menyumbang satu gol.
Melihat lawan-lawan yang bakal dihadapi, jalan Ronaldo terbilang mulus. Laga internasional Portugal selanjutnya adalah Irlandia dalam kualifikasi World Cup pada 2 September atau sekitar dua bulan lagi. Jika gagal, tiga hari lagi masih ada laga persahabatan lawan Qatar. Jika gagal juga, masih ada Azerbaijan yang bakal dihadapi pada 7 September.
Keberhasilan Ronaldo menjadi laki-laki dengan torehan gol internasional terbanyak, dengan demikian, tinggal masalah waktu jika tanpa mempertimbangkan variabel lain seperti tiba-tiba cedera panjang.
Lain cerita jika dia mau menjadi pemain paling produktif dalam laga internasional sepanjang masa. Ronaldo masih harus melewati rekor Christine Sinclair, pemain sepak bola perempuan asal Kanada, dengan 186 gol. Jumlah tersebut hampir mustahil dikejar mengingat umur Ronaldo hampir kepala empat.
Editor: Rio Apinino