Menuju konten utama

Tidak Ada Istilah Kedaluwarsa untuk Rivalitas Messi dan Ronaldo

Musim ini produktivitas gol Lionel Messi di Liga Champions meningkat, persaingannya dengan Cristiano Ronaldo sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Liga Champions pun semakin ketat.

Tidak Ada Istilah Kedaluwarsa untuk Rivalitas Messi dan Ronaldo
Christiano Ronaldo dari Real Madrid, FC Barcelona Lionel Messi dari Argentina. Michael Probst / AP

tirto.id - Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi akan sama-sama memainkan pertandingan leg pertama perempat final Liga Champions, Kamis (11/4/2019) dini hari waktu Indonesia. Ronaldo bakal memperkuat Juventus saat bertandang ke markas Ajax Amsterdam, sementara Messi dijadwalkan memimpin rekan-rekannya dalam lawatan ke Old Trafford, kandang Manchester United.

Saat pandangan pencinta sepakbola mulai tertuju ke dua pertandingan itu, mantan pelatih asal Jerman, Ottmar Hitzfeld melontarkan sebuah sindiran. Hitzfeld menyebut performa Ronaldo dan Messi telah jauh menurun dan menyarankan orang-orang beralih menyimak kiprah klub-klub Inggris yang mulai moncer lagi di panggung Eropa.

"Saya percaya tim-tim Inggris punya kans bagus tahun ini, potensi mereka besar. Messi sudah tidak sehebat di masa terbaiknya, juga Cristiano Ronaldo, yang meski masih mencetak banyak gol sulit membawa timnya lolos ke semifinal sekalipun taktik mereka bagus. Saya cenderung menikmati klub Inggris seperti Manchester City atau Liverpool, salah satunya pasti akan ke final," ujar Hitzfeld seperti dilansir AS.

Saat Luka Modric memenangkan Ballon d'Or pada akhir 2018, klaim kalau persaingan Ronaldo dan Messi sudah usang memang sempat bermunculan. Komentar Hitzfeld sebenarnya hanya penegasan atas klaim-klaim sebelumnya.

Pertanyaannya, jika melihat data, benarkah di Liga Champions Ronaldo dan Messi mengalami penurunan performa?

Messi Naik

Soal penurunan performa Ronaldo, Hitzfeld ada benarnya. Setidaknya jika indikator yang dipakai untuk menilai performa Ronaldo adalah rasio gol.

Berdasarkan data transfermarkt, musim ini pemain kelahiran Madeira itu baru mengemas empat gol di ajang Liga Champions, meski sudah bermain selama 569 menit. Artinya, rasio gol Ronaldo adalah satu gol per 142,2 menit. Angka tersebut anjlok drastis dibanding musim sebelumnya, saat Ronaldo membawa Real Madrid jadi juara. Kala itu, dia mengemas 15 gol dalam 1.170 menit penampilan di Liga Champions, alias punya rasio satu gol per 78 menit.

Namun untuk kasus Messi, Hitzfeld agaknya perlu memberi bukti lebih kuat atas klaim penurunan performa yang dia lontarkan. Soalnya, di Liga Champions musim ini Messi justru mengalami lonjakan rasio gol yang signifikan.

Sebagai catatan, menurut data transfermarkt musim lalu Messi cuma mencetak enam gol dari 783 menit penampilan Liga Champions. Rasionya cuma menyentuh satu gol per 130,5 menit. Sedangkan musim ini rapor Messi bisa bikin geleng-geleng kepala. Pemain kidal itu telah mengemas delapan gol, padahal baru bermain selama 477 menit. Angka ini menunjukkan Messi punya rasio satu gol tiap 59,6 menit.

Karena kompetisi belum usai, torehan Messi memang masih bersifat sementara. Namun kalau rapor mentereng itu terus dipertahankan, bisa jadi tahun ini malah merupakan musim terbaik dalam sejarah karier Messi.

Jika dirunut ke belakang, rasio gol Messi di Liga Champions belum pernah sebagus sekarang. Berdasarkan data transfermarkt, musim 2016-2017 dia cuma menorehkan rasio satu gol per 73,6 menit, sedangkan pada 2015-2016 catatannya hanya satu gol per 105 menit. Bahkan saat berada di salah satu musim paling fenomenal (2011-2012 dan 2008-2009) torehan rasio gol Messi di Liga Champions cuma satu gol per 70,7 menit dan satu gol per 103 menit.

Persaingan Masih Menarik

Alih-alih skeptis seperti Hitzfeld, jurnalis The Times, James Gheerbant beranggapan persaingan Ronaldo dan Messi masih relevan untuk dinikmati. Bukan cuma klub Inggris yang punya kans, menurutnya dua sosok tersebut punya peluang besar membawa Juventus atau Barcelona tampil sebagai juara Liga Champions.

"Banyak orang berharap Ronaldo dan Messi bertemu di final [Liga Champions], karena jika melihat bagan kompetisi, peluang untuk itu memang masih terbuka lebar," tulis Gheerbant.

Tidak hanya dalam upaya merengkuh trofi, persaingan Ronaldo dan Messi dalam daftar pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Liga Champions juga tak kalah menarik.

Saat ini, Ronaldo memang unggul dengan koleksi 124 gol, sementara Messi baru mengemas 108 gol. Namun, rasio gol fantastis Messi musim ini bisa jadi pertanda baik bagi La Pulga. Soalnya, pemain asal Argentina itu berada di bawah bayang-bayang Ronaldo dalam tiga tahun terakhir. Musim ini bisa jadi pembuktian bagi Messi kalau dirinya belum kehilangan ambisi untuk jadi penyerang terbaik di dunia.

"Persaingan mereka tetap paling menarik, karena dua pemain ini seperti punya liga mereka sendiri. Bahkan pemain paling produktif di belakang mereka, Raul Gonzales baru mencetak 71 gol," lanjut Gheerbant.

Serunya persaingan jumlah gol Ronaldo-Messi juga didorong rekam jejak kejar mengejar antara keduanya.

Data yang dihimpun The Times menunjukkan sudah 17 kali Ronaldo mencetak gol setelah Messi melakukannya di pekan yang sama. Sebaliknya, Messi juga bisa mengimbangi, dengan 19 kali mencetak gol setelah Ronaldo melakukan hal serupa beberapa hari sebelumnya.

Yang terbaru, Messi melakukannya pada leg kedua perempat final Liga Champions lalu. Sehari setelah Ronaldo mencetak hattrick ke gawang Atletico Madrid, dia juga menyarangkan trigol ke gawang Olympique Lyon. Kejar mengejar tiada henti ini membuat Gheerbant meyakini kalau tidak akan ada kata kedaluwarsa bagi rivalitas Ronaldo dan Messi.

"Produktivitas Ronaldo dan Messi meletakkan mereka abadi dalam sejarah orang-orang hebat macam Alfredo di Stefano, Ferenc Puskas, atau Gerd Muller," tandasnya.

Baca juga artikel terkait LIGA CHAMPIONS atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Mufti Sholih