tirto.id - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pers di Indonesia tak gemar menulis pernyataan narasumber dengan sepotong-potong yang berakibat tidak utuhnya penyampaian informasi ke publik.
"Kalau informasi yang ditulis tidak utuh dan menyimpang dari fakta maka akan menjadi hoax," kata SBY saat memberikan sambutan di Puncak Acara Hari Pers Nasional 2017 dan Hari Ulang Tahun ke-71 PWI Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya, pada Rabu (29/3/2017) seperti dikutip Antara.
Pers dan media, menurut SBY, adalah pilar demokrasi, penegak kebenaran dan keadilan, serta menyuarakan suara rakyat, sekaligus mengontrol pemerintahan. Tujuan utama pers ialah membantu menyejahterakan rakyat.
Karena itu, SBY mengimbuhkan, agar demokrasi semakin berkualitas maka pemberitaan pers harus objektif dan faktual serta menghindari hoax.
Dia mengingatkan kini perlu ada upaya untuk mengembalikan marwah pers sebagai pilar demokrasi. "Saya yakin setiap ada kesulitan selalu ada solusi. Yang diperlukan saat ini adalah kesadaran, kemauan dan keberanian untuk melakukan kebaikan bagi bangsa dan negara ini."
SBY menjelaskan pentingnya memaknai demokrasi sebagai kekuatan, kedaulatan, suara dan kemerdekaan rakyat. Demokrasi yang baik, kata dia, berlangsung saat rakyat berdaulat, suaranya didengar dan tidak takut berbicara, serta mendorong kemajuan, kedamaian dan keadilan.
"Semua ini untuk kepentingan rakyat. Untuk itu, dalam konteks ini, semboyan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat juga berlaku," kata Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Di acara ini, PWI Jatim menghadiahi SBY penghargaan Anugerah Prapanca Agung karena dinilai konsisten mendukung nilai-nilai demokrasi dan kebebasan pers.
"Semoga penghargaan ini menjadi bagian dari perjalanan hidup saya, anak Pacitan, yang ingin berbuat terbaik bagi bangsa dan negara. Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan karena berkenan mengundang saya. Semoga media makin dedikatif dan kontributif bagi negara tercinta ini," kata SBY.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom