tirto.id - Satu terduga teroris ditangkap polisi di warung "Ayam Bakar Bu Tuti" yang merupakan kediamannya di Jalan Perumnas, RT 08 RW 62, Condongsari, Sleman, Yogyakarta pada Rabu (18/7/2018).
Menurut keterangan Ketua RT 08, Yoyok Teguh Prasetyo (49), polisi melakukan penggeledahan di rumah terduga teroris berinisial I sejak pukul 14.30 WIB hingga sekitar pukul 17.00 WIB.
"Saya ke sana sudah ada police line, saya dipanggil untuk diminta jadi saksi penggeledahan. Kemudian yang jelas ada penangkapan," ujar Yoyok kepada Tirto, Rabu (18/7/2018).
Dari penggeledahan tersebut, menurut Yoyok, polisi membawa sejumlah anak panah, pisau-pisau kecil, buku rekening dan barang-barang lain yang diduga terkait tindakan terorisme. Setelah itu, polisi kemudian membawa I.
Yoyok pun mengaku, sebelum penggeledahan ini pihaknya sudah mendapat informasi sekitar sebulan lalu dari kepolisian bahwa ada warganya yang terlibat jaringan terorisme.
"Saya pernah dapat info dari polisi bahwa ada seseorang warga saya, yang terkait terorisme. Tapi kan saya enggak bisa menduga siapa. Kalau dilihat dari penampilan I yang berjenggot, pakai baju koko dan istrinya yang bercadar, saya rasa itu hak asasi, tidak berkaitan dengan terorisme. Selama ini ia dan istrinya baik, " kata Yoyok.
Yoyok menerangkan, I dan keluarganya yang sudah sekitar 10 tahun tinggal di daerah ini memang mengalami perubahan penampilan. Sebelumnya, I adalah seorang mantan atlet judo dan pelatih judo di Polda DIY. I juga memiliki mantan istri seorang polwan.
"Dulu mantan pelatih judo Polda, atlet nasional judo. Sekitar 1-2 tahun lalu dia melakukan perubahan agamis, saya kira itu wajar," ujarnya.
Menurut Yoyok, warga sekitar sini pun tak ada yang curiga dengan perubahan penampilan I yang jadi berjenggot, dan sering pakai baju koko. Begitu juga dengan istri I yang lantas mengenakan cadar. Sebab, warga sekitar lingkungan itu, dikatakan Yoyok, berpikiran terbuka sehingga tidak serta merta mencurigai keluarga I yang mengubah penampilan.
"Tanda-tanda bercadar dan sebagainya itu personal ya menurut saya. Pertama kali ketemu biasa belum bercadar istrinya, suaminya juga belum berjenggot dan sebagainya, kalau enggak salah setahun dua tahun ke belakang baru begitu," katanya.
Ia mengatakan, I dan keluarganya selama ini punya hubungan baik dengan warga. Namun karena kesibukan mengurus warung makannya, I jarang ikut rapat atau pertemuan di lingkungan.
Berdasarkan pantauan Tirto, Jalan Perumnas mulai ditutup sejak pukul 14.30 WIB. Polisi berjaga di ujung-ujung jalan dan melarang awak media maupun warga untuk memotret.
Sekitar 2 jam kemudian, jalan mulai dibuka dan tampak sejumlah polisi menanyai seorang perempuan bercadar. Ketika didekati wartawan, perempuan itu kemudian meneriakkan "Allahuakbar, Allah melindungi saya, Allahuakbar."
Ia pun kemudian masuk ke warung "Ayam Bakar Bu Tuti" yang merupakan kediamannya. Tak lama, para pegawai mematikan lampu, memasukkan makanan-makanan yang semula ditata di rak kaca. Mereka juga mengusir warga dan awak media yang berusaha meminta keterangan.
Kapolres Sleman, AKBP Firman Lukmanul Hakim yang ada di tempat kejadian, tidak bersedia dimintai keterangan dan hanya tersenyum saat ditanyai awak media perihal penangkapan ini.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Yandri Daniel Damaledo