tirto.id - Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan ada kemungkinan Satgas Tinombala melakukan pengejaran secara masif terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Aparat sudah melakukan analisis komprehensif terhadap kelompok tersebut.
“Tidak menutup kemungkinan bila diperlukan pengejaran secara masif, nanti akan didatangkan pasukan yang memiliki teknologi dan kemampuan perang hutan untuk mengejar Ali Kalora cs,” ujar dia di Mabes Polri, Jumat (4/1/2019).
Analisis itu juga berkaitan dengan peralatan dan sarana yang dibutuhkan satgas, selain itu, pengejaran berfokus di wilayah Parigi Moutong, Palu dan Poso. “Pekan ini sedang dipersiapkan [peralatan dan personel], pekan depan akan lebih cepat lagi untuk melakukan pengejaran secara masif,” tambah Dedi.
Berdasarkan identifikasi satgas, saat ini jumlah anggota MIT sekitar 10 orang, dengan jumlah anggota sebanyak itu ditambah dengan keterbatasan senjata dan amunisi membuat kelompok itu tidak berani menyerang aparat.
“Kalau berani berarti dia masuk killing ground. Maka gerakan mereka hit and run. Meski keadaan geografis luas, Satgas Tinombala masih mampu mencari mereka,” ucap Dedi.
Ia menilai motif MIT memutilasi ialah menunjukkan eksistensi kelompok. “Ini perbuatan murni pembunuhan. Mungkin kelompok tersebut merasa ada masyarakat yang mengetahui pergerakannya sehingga membunuh masyarakat tersebut,” kata Dedi.
Sementara itu penyerangan terhadap polisi, semua merupakan tindak pidana murni dan tidak ada sangkut paut dengan tindak pidana terorisme.
Di Asia Tenggara setidaknya ada tiga kelompok yang mengklaim bagian dari ISIS dan berbaiat kepada Abu Bakar Al-Baghdadi. Mereka adalah dua kelompok separatis Anshar Khilafah dan Abu Sayyaf di Filipina Selatan, serta satu kelompok lainnya di Indonesia yakni MIT.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri