tirto.id - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengklaim per 22 Mei 2022, kondisi kasus COVID-19 di Indonesia atau secara nasional menunjukkan masih tergolong terkendali pasca libur panjang Hari Raya Idulfitri tahun 2022.
Padahal mobilitas dan aktivitas masyarakat pada periode libur tersebut tergolong tinggi karena adanya mudik Lebaran.
“Data per 22 Mei 2022 menunjukkan bahwa saat ini kondisi kasus nasional masih tergolong terkendali pascaperiode libur dengan mobilitas dan aktivitas masyarakat yang tinggi.Capaian baik ini tentunya perlu untuk kita pertahankan, mengingat kita tidak pernah luput dari lonjakan kasus pada periode libur panjang sebelumnya,” kata Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers di Media Center Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR), Nusa Dua, Bali, Jumat (27/5/2022) yang disiarkan langsung via kanal YouTube BNPB Indonesia.
Kemudian dia menyebut kasus positif COVID-19 Indonesia kembali mengalami tren penurunan. Tiga pekan lalu kasus virus menular tersebut hanya bertambah sekitar 1.300 kasus, lalu sedikit mengalami kenaikan menjadi 2.300 kasus. Dan pekan lalu angkanya kembali menurun pada kisaran 1.500 kasus.
“Kenaikan kasus yang sempat terjadi cenderung tidak signifikan jika dibandingkan dengan kenaikan kasus yang telah kita alami pada periode libur panjang sebelumnya,” ucap Wiku.
Lanjut dia, pada tanggal 15 Mei 2022, terdapat 24 provinsi yang mengalami kenaikan kasus mingguan di tengah penurunan kasus positif nasional. Meski begitu, pada pekan ini provinsi yang mengalami peningkatan kasus positif sudah jauh lebih sedikit.
Wiku menerangkan bahwa per tanggal 22 Mei 2022, hanya terdapat 10 provinsi yang mengalami kenaikan kasus. Dan yang kenaikan kasusnya tinggi adalah di Maluku, Lampung, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah (Sulteng), Kepulauan Riau (Kepri), Jawa Tengah (Jateng), Aceh, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Gorontalo.
Dia pun mengklaim kenaikan kasus pada provinsi-provinsi tersebut cenderung kecil. Yaitu pada kisaran 1-16 kasus COVID-19 dalam satu pekannya.
“Jadi, ini adalah sinyal positif, kontribusi positif bagi penyelenggaraan GPDRR di Indonesia pada minggu ini,” kata Wiku.
Selanjutnya, ujar dia, data menunjukkan adanya fluktuasi pada jumlah orang yang dites COVID-19 pada 4 pekan terakhir. Data ini menunjukkan adanya sedikit kenaikan minggu kedua bulan Mei 2022 pascaperiode mudik.
“Di tengah kondisi testing [tindakan melakukan tes COVID-19] yang cukup memadai, positivity rate atau jumlah kasus positif pada keseluruhan orang yang dites pada level nasional konsisten menunjukkan tren penurunan,” kata Wiku.
Dia kemudian menyebut positivity rate mingguan nasional pada pekan terakhir adalah sebesar 0,33 persen. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan angka mingguan terendah yang pernah dicapai Indonesia pada Desember tahun 2021, yaitu di bawah 0,1 persen.
“Angka positivity rate ini menunjukkan bahwa potensi penularan di tengah masyarakat masih ada,” terang Wiku.
Sementara itu, dia mengatakan bahwa Satgas COVID-19 menyadari masih ada faktor lain yang dapat memengaruhi penambahan kasus COVID-19. Seperti keberadaan varian baru dan tingkat kekebalan komunitas.
Wiku juga mengimbau agar masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), memiliki kesadaran untuk dites ketika memiliki riwayat yang beresiko atau merasa bergejala, serta memiliki kesadaran mengisolasi diri ketika teridentifikasi positif COVID-19.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri