tirto.id - Wakil Gubernur Sandiaga menegaskan bahwa Pemprov bakal menjalankan putusan Mahkamah Agung (MA) untuk menghentikan swastanisasi air di Jakarta. Bakal dimulai dengan membentuk suatu tugas (Satgas) yang mengeksekusi pengalihan pengelolaan yang saat ini dilakukan oleh PT PAM Lyonnaise (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta ke PDAM.
Pengembalian sarana publik dari swasta atau yang kerap disebut remunisipalisasi itu, kata Sandi, diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap air bersih serta membuat harga air di Jakarta semakin murah.
"Supaya aksesnya tersebut selain dibuka tapi juga terjangkau harganya buat masyarakat. itu yg jadi fokus kita ke depan. kalau itu diperlukan satgas tentunya kita akan terbuka menerima masukan dari para pakar," kata Sandi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (12/2/2018).
Sebelumnya, saran agar Pemprov DKI membentuk satgas remunisipalisasi air juga disampaikan oleh ketua Bidang Pencegahan Korupsi TGUPP Bambang Widjojanto dalam diskusi yang diadakan Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ) Sabtu pekan lalu.
Namun, Bambang juga meminta kepada koalisi untuk melakukan aanmaning ke Pengadilan Negeri atas putusan MA untuk mendorong Pemprov segera bergerak dan membentuk Satgas.
Terkait hal ini, Sandi juga menyampaikan setuju sebab langkah untuk remunisipalisasi akan dirumuskan tak bisa diambil oleh dirinya dan Gubernur Anies Baswedan semata.
"Nanti bentuknya bagaimana saya sarankan kepada tim (Satgas). untuk memastikan bahwa kita akan mengikuti keputusan MA," ucapnya singkat.
Sementara untuk harga air, meskipun bisa diturunkan, Sandi menginginkan agar PDAM sebagai badan usaha milik daerah yang mengelola tetap diuntungkan.
"Kemarin juga oleh walikota paris , dinyatakan ini juga agar menguntungkan semua pihak termasuk di dunia usaha diuntungkan," imbuhnya.
Berdasarkan penuturan Bastian, konsultan PT Moya Holdings Asia Limited yang memiliki saham Aetra, PDAM menetapkan harga Rp7 untuk tiap liter air yang dijual ke masyarakat. Menurutnya, harga jual tersebut lebih besar dua kali lipat dari yang PDAM beli ke Aetra.
"Anda tau berapa harga air yang kami jual? Moya jual 2 sampai 3 rupiah satu liter," ungkapnya saat ditemui Tirto di Gedung Djoang, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/2/2018).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora