tirto.id -
Hal itu lantaran dirinya masih melihat potensi serta minat para investor di pasar modal. "(BUMD yang didorong) di sektor-sektor yang sekarang membutuhkan dana dan menjadi minat daripada investor," ungkapnya di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2017).
Menurutnya perusahaan-perusahaan bisa lebih meningkatkan kemampuan manajerial dan rencana bisnisnya jika telah melantai di Bursa. Dengan begitu, kata dia, nantinya BUMD Jakarta dapat mencontoh pola pengelolaan sebagaimana diterapkan perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia maupun di Asia Tenggara.
Kendati demikian, Sandiaga mengaku pemerintah daerah tidak menentukan standar minimal untuk aset yang harus dimiliki sebuah perusahaan BUMD agar bisa IPO. Politisi Partai Gerindra itu juga mengatakan bahwa yang terpenting, perusahaan itu harus bergerak di sektor yang mampu menarik perhatian investor serta berkontribusi terhadap pembangunan di DKI Jakarta.
“Jadi dana yang dikelola dan yang dicoba untuk dikumpulkan dengan IPO ini harus signifikan. Ini yang kita dorong, sehingga (yang didorong untuk IPO adalah) BUMD yang sudah besar atau memiliki prospek menjadi besar,” jelas Sandiaga di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin (2/1/2018).
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri