Menuju konten utama

Saat Sri Mulyani Sakit Perut Karena Harus Realisasikan Janji Jokowi

Sri Mulyani cerita tentang upaya kerasnya merealisasikan janji-janji kampanye Jokowi-Maruf.

Saat Sri Mulyani Sakit Perut Karena Harus Realisasikan Janji Jokowi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) didampingin Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan keterangan pers seusai menggelar rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/1/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani membagikan cerita di sela-sela kontestasi politik tahun 2019 saat Presiden Joko Widodo mencalonkan kembali melawan Prabowo Subianto.

Kala itu Sri Mulyani mengingat tatkala ia harus berpikir keras merealisasikan berbagai janji yang diusung dalam kampanye Jokowi waktu itu.

The beauty of election. Menjanjikan apa yang gratis, dan gratis. Saya kebanyakan sakit perut. Ya sedikit curhat. Waktu selesai election (Pemilu) bill-nya datanglah itu,” ucap Sri Mulyani dalam paparannya di Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Penjelasan ini diucapkan Sri Mulyani saat ia menyinggung kehadiran kartu prakerja yang diusung sebagai program unggulan di bidang Sumber Daya Manusia milik pasangan Jokowi-Maruf Amin.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan kartu prakerja ini merupakan ide baru dan ia sendiri sempat belum terpikir bagaimana merealisasikannya.

Saat itu, akunya, ia sempat bertanya kepada Jokowi tapi tak kunjung mendapat jawaban. Sri Mulyani mengingat ia diminta untuk fokus berkampanye lebih dulu.

Meskipun demikian, nyatanya Sri Mulyani meloloskan juga program ini untuk dapat mulai berlaku per 2020.

“Saya tanya ini bagaimana caranya. Pak Presiden bilang pokoknya kampanye dulu. Kartu prakerja Rp10 triliun untuk 2 juta orang, cari supply dan demand-nya bagaimana,” ucap Sri Mulyani.

Sebaliknya Sri Mulyani mengatakan kalau kartu pra pekerja ini justru bermanfaat untuk membantu kelas menengah dan calon kelas menengah yang jadi sorotan Bank Dunia.

Pada pertemuan di Energy Building itu, Sri Mulyani hadir merespons penelitian Bank Dunia kalau sebanyak 115 juta penduduk Indonesia masih masuk kategori rentan miskin meskipun mereka hampir mampu menjadi kelas menengah.

“Resep yang paling penting kan untuk creating middle class kan mereka mendapatkan job yang salarynya cukup baik. Karena itu sumber mereka menjadi middle class. Atau, middle class yang cukup mapan mereka bisa memiliki entrepreneur," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait SRI MULYANI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana