Menuju konten utama

Rusun Konsep TOD Dipatok Seharga Rp7 Juta per Meter Persegi

30 persen dari keseluruhan unit yang dijual harus mampu menyasar masyarakat berpenghasilan di bawah Rp7 juta per bulannya.

Rusun Konsep TOD Dipatok Seharga Rp7 Juta per Meter Persegi
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Antara foto/sigid kurniawan.

tirto.id - Pemerintah kembali berencana membangun rumah susun dengan konsep TOD (Transit Oriented Development). Guna merealisasikan itu, pemerintah telah melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk proyek TOD di Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, Senin (2/10/2017).

Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo mengklaim pemerintah telah merevisi harga hunian dan menargetkan 30 persen dari keseluruhan unit yang dijual harus mampu menyasar masyarakat berpenghasilan di bawah Rp7 juta per bulannya.

“Atas petunjuk Bu Menteri (Menteri BUMN Rini Soemarno), harga hunian per meternya diturunkan menjadi Rp7 juta,” kata Bambang saat membuka acara, pada Senin (2/10) siang.

Bambang menjelaskan, sesuai rencana akan ada empat gedung yang dibangun di atas lahan seluas 27.706 meter persegi di kawasan Stasiun Pondok Cina, dengan jumlah hunian 3.693 unit. Sementara untuk nilai investasinya sendiri dikatakan mencapai Rp1,45 triliun.

Selain itu, kata dia, pemerintah juga telah mengubah ukuran hunian, dari yang tadinya hanya bertipe studio hingga akhirnya diputuskan bertipe 32 dan 42. Sehingga untuk hunian bertipe 32, maka harga 1 unitnya sekitar Rp224 juta.

“Tadinya ada yang kecil. (Perubahan) itu atas petunjuk Bu Menteri juga,” ujar Bambang.

“Pembangunan akan diselesaikan dalam dua tahap. Tahap pertama, dua gedung diselesaikan dalam 20 bulan. Lalu dalam enam bulan berikutnya, baru diselesaikan dua gedung lainnya,” tambah Bambang.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan proyek TOD ini termasuk bagian dari Program Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah. Selain itu, proyek TOD juga dinilai sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan ibu kota.

“Ini terus kita kembangkan, sejalan dengan pengaturan transportasi Jabodebek. Semuanya nanti akan terintegrasi antara hunian dengan transportasi,” ucap Basuki.

Seperti diungkapkan Basuki, angka backlog perumahan masyarakat Indonesia saat ini mencapai Rp11,6 juta. “Makanya nanti semua diarahkan ke hunian untuk MBR (masyarakat berpenghasilan rendah),” kata Basuki.

Di sisi lain, Menteri BUMN Rini Soemarno yang turut hadir dalam acara mengaku tidak berencana menggandeng swasta dalam merealisasikan proyek TOD ini.

“Ini (kontraktornya) dengan PT PP (Persero) Tbk, dari Karya juga. Dengan posisi di mana saya mengharuskan Rp7 juta per meter persegi, tidak mudah ke swasta. Tapi kalau nantinya mereka tertarik dan mau dengan standar yang kita minta, tentu terbuka dengan swasta juga,” jelas Rini.

Sinergi pembangunan rumah susun di Stasiun Pondok Cina tersebut dilakukan dengan memanfaatkan lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro mengklaim kerja sama jangka panjang dengan Perum Perumnas dan kementerian terkait itu sesuai dengan yang diatur pada Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-13/MBU/09/2014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap Badan Usaha Milik Negara.

Baca juga artikel terkait RUSUN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto