tirto.id - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama lewat perbincangan di telepon pada Rabu (6/7/2016) waktu setempat menyatakan sepakat untuk meningkatkan koordinasi militer antara kedua negara di Suriah.
“Kedua pihak mengonfirmasikan keinginan mereka untuk meningkatkan koordinasi antara militer Rusia dan Amerika di Suriah,” demikian sebuah pernyataan Kremlin dilansir dari AFP, Kamis.
Putin meminta Obama turut membantu memisahkan kelompok oposisi moderat dari “kelompok teroris seperti Front Al Nusra,” katanya.
Keduanya menekankan pentingnya memulai kembali perundingan damai Suriah yang disponsori PBB setelah dua putaran perundingan yang digelar di Jenewa sejak awal tahun ini berakhir tanpa membuahkan hasil.
Rusia dan Amerika Serikat bekerja sama di Suriah, dengan Moskow menyerukan “aksi gabungan melawan Al Nusra” pada Juni.
Rusia bahkan mengusulkan serangan udara gabungan bersama AS guna menumpas jihadis di Suriah pada Mei, namun usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Washington.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyambut keputusan 72 jam gencatan senjata yang diumumkan tentara Suriah bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.
Ia berharap lebih akan ada gencatan senjata dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Gencatan senjata terakhir di negara itu terjadi pada 27 Februari antara rezim dan kelompok pemberontak non-jihad melalui mediasi Rusia dan Amerika Serikat.
Meskipun hal itu tidak berlaku untuk pertempuran melawan faksi jihad, namun mengurangi kekerasan dalam konflik yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 280ribu jiwa dan membuat jutaan orang mengungsi.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora