tirto.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebutkan, transaksi ekonomi digital terus bertumbuh seiring dengan makin luasnya penetrasi internet di Indonesia.
Tahun depan, kata dia, transaksi ekonomi digital bisa mencapai 130 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp1.836 triliun.
"Kita memproyeksikan tahun depan Ekonomi digital kita mencapai 130 miliar dolar atau lebih 11 persen GDP (Gross domestic product) kita. Itu lebih besar dari negara Asean yang Ekonominya masih di bawah," katanya saat membuka Rakernas Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).
Menurut Rudintara, transaksi masyarakat khususnya yang diperkotaan kini sudah hampir meninggalkan cara konvensional atau dengan datang ke toko-toko secara langsung.
Ia mencontohkan, misalnya, perubahan perilaku dalam membeli tiket pesawat maupun memesan kamar hotel yang kini dilakukan lewat platform online.
Meski demikian, ia menyebut bahwa yang mendorong pertumbuhan ekonomi digital bukan teknologi atau startup-startup yang baru bermunculan, melainkan pengubahan pola pikir untuk mencari cara-cara lebih efektif dan efisien.
"Di era ekonomi digital ini, teknologi hanya sebagai enabler (alat) saja. Yang terpenting adalah pola pikirnya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat menggunakan teknologi," katanya.
Contoh lainnya, kata Rudiantara, adalah layanan ojek online yang memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia melalui pemanfaatan teknologi, yang sekaligus menjadi solusi baru bagi transportasi di Indonesia.
"Sebelum ada Go-Jek dan Grab, pendapatan opang (ojek pangkalan) terbatas karena mereka hanya menunggu di satu tempat saja. Untuk bisa dapat order yang lebih banyak, mereka harus bergerak. Akhirnya dibuatlah platform digital yang bisa menghubungkan antara pengguna dengan penyedia layanan," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno