tirto.id - Posisi Rusia semakin terpojok dalam kasus jatuhnya Pesawat Boeing 777 Malaysia Airlines MH17. Laporan dari Joint Investigation Team (JIT) mengungkap bahwa rudal yang menjatuhkan MH17 dibawa dari Rusia ke sebuah daerah di timur Ukraina dan ditembakkan dari sana.
“MH17 dijatuhkan oleh rudal 9M38 yang ditembakan lewat sistem BUK, dibawa [ke Ukraina] dari teritori Federasi Rusia, dan kemudian dibawa kembali ke Federasi Rusia,” ungkap Wilbert Paulissen, salah satu anggota JIT, di Nieuwegein, Belanda, seperti dikutip dari TheGuardian, Selasa (29/09/2016).
Dalam laporan investigasi juga disebutkan rudal tersebut ditembakkan dari sebuah lapangan di Desa Pervomaysk, Ukraina, yang pada saat insiden terjadi berada dalam cengkeraman para pemberontak pro-Rusia.
Tim pimpinan Belanda yang beranggotakan wakil-wakil dari Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina tersebut menyatakan mereka mendasarkan temuan mereka pada banyak bukti. Di antaranya adalah informasi yang dikumpulkan dari citra radar, ribuan keping potongan bagian pesawat, foto, video, dan pengakuan dari orang-orang yang melihat rudal didorong dan sadapan pembicaraan telepon.
Laporan JIT antara lain menyebutkan bahwa "sadapan pembicaraan-pembicaraan telepon menunjukkan bahwa selama hari-hari menjelang 17 Juli, para petempur pro-Rusia menyebut mereka membutuhkan sistem pertahanan udara lebih baik untuk mempertahankan diri menghadapi serangan-serangan udara.”
Dalam hal ini BUK dibahas secara eksplisit. Faktanya adalah bahwa BUK memiliki jangkauan lebih tinggi dibandingkan sistem pertahanan udara yang digunakan oleh separatis pada waktu itu, seperti Strela dan Igla.
JIT juga mengumumkan mereka telah mengidentifikasi hampir 100 orang yang dalam satu hal atau lainnya bisa dikaitkan dengan jatuhnya pesawat MH17 atau pengangkutan BUK.
Sontak pihak Rusia pun menolak mentah-mentah hasil laporan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya untuk menyeret masyarakat Rusia ke pengadilan. “Seluruh cerita itu sayangnya dipenuhi oleh begitu banyak spekulasi dan informasi yang tidak lengkap dan tidak professional,” tukas Dmitry Peskov, sekretaris pers Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada Senin (26/09/2016), pihak militer Rusia melaporkan penemuan data baru dari radar yang menyebutkan rudal yang menjatuhkan MH17 tidak ditembakan dari daerah kekuasaan pemberontak pro-Rusia.
Berbekal data tersebut, Dmitry Peskov meragukan kebenaran hasil investigasi JIT. “Jika memang ada rudal, itu pasti diluncurkan dari daerah yang berbeda,” ujarnya mengacu pada data dari radar milik Rusia. “Kamu tidak bisa lagi memperdebatkan [kebenaran data] ini, hal ini tidak perlu lagi didiskusikan.”
Sebelumnya, Boeing 777 MH17 jatuh di Ukraina Timur pada 17 Juli 2014 saat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Semua orang dalam pesawat itu, yang jumlahnya 298, tewas dan mayoritas adalah warga Belanda.
Saat ini, para investigator tengah menyelidiki siapa yang menyelundupkan rudal BUK ke Ukraina dan siapa yang memerintahkan penembakan rudal tersebut ke MH17.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari