tirto.id - Aroma lembab begitu kuat ketika memasuki sebuah bangsal bertuliskan Ruang Apresiasi Seni dan Sejarah melalui pintu mini di bagian timur komplek Benteng Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan. Ruangan tersebut adalah sebuah studio seorang pelukis senior kelahiran Pinrang tahun 1947, Bachtiar Hafid.
Bachtiar Hafid dikenal sebagai pelukis yang menampilkan potrait-potrait tokoh besar dan pahlawan di masa kolonial dengan menggunakan metode intuitif untuk membaca sejarah kemudian dituangkan ke kanvas melalui goresan kuas dan cat minyak. Beberapa tokoh pahlawan yang dilukisnya memiliki relasi dengan sejarah kolonial di Sulawesi seperti karya portrait Sultan Hasanuddin, Raja Bone arung Palakka, Raja Gowa ke-14 dan karya lukisan potrait Syekh Yusuf yang mengantarkannya meraih penghargaan dari International Biographic Centre (IBC) Inggris dan Children Art Studio ST.Cyrill and Methode Macedonia tahun 2000.
Ruang Apresiasi Seni dan Sejarah tidak hanya menjadi studio bagi Bachtiar Hafid melainkan sebagai ruang berdiskusi seputar sejarah bagi para pengunjung di sekitar Benteng Rotterdam. Biasanya menjelang sore, Bachtiar Hafid dapat ditemu di ruangan tersebut untuk mulai melanjutkan lukisannya ataupun sekedar menikmati secangkir kopi instan. tirto.id/Hafitz Maulana
Editor: Hafitz Maulana