tirto.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berharap penyelesaian pembangunan Rumah Sakit (RS) Akademi Universitas Gajah Mada (UGM) sebagai RS rujukan penanganan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dirampung pada akhir Mei 2020, Selasa (21/4/2020).
"Secara struktur menurut Kementerian PUPR masih bisa dipakai sehingga RS ini akan bisa kita segera selesaikan, mudah-mudahan akhir Mei nanti sudah bisa diselesaikan," ujar Menteri Basuki dalam Rapat Kerja daring bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, melansir laman Antara News.
Menteri PUPR juga mengatakan bahwa penyelesaian RS Akademi UGM yang sudah lama dibangun sejak 2010 dengan progres 75 persen, pihaknya diminta harus menyelesaikan 10 ruangan untuk rumah sakit tersebut.
"RS ini masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas lantai seluruhnya sekitar 8.600 meter persegi," kata Menteri Basuki.
Dalam paparannya, Menteri PUPR tersebut menyampaikan bahwa penyelesaian RS Akademi UGM sebagai RS rujukan penanganan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan bagian dari total refocussing kegiatan sebesar Rp1,829 triliun.
Sebelumnya Kementerian PUPR berencana melakukan refocusing kegiatan yang sebagian besar akan dimanfaatkan untuk pemeliharaan fasilitas infrastruktur penanggulangan COVID-19 dan program padat karya tunai untuk membantu daya beli masyarakat pedesaan.
Menurut Menteri Basuki, penanganan fasilitas infrastruktur untuk penanggulangan COVID-19 itu berupa pembangunan Rumah Sakit Darurat untuk pengendalian pandemi tersebut di Pulau Galang, Kepulauan Riau serta lanjutannya sebesar Rp400 miliar.
Kemudian refocusing kegiatan PUPR juga akan dimanfaatkan untuk renovasi atau rehabilitasi RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran sebesar Rp160 miliar. Selain itu penambahan 4.000 lokasi Program Padat Karya Tunai berupa Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) sebesar Rp978 miliar.
Refocusing kegiatan juga untuk pembelian bahan dan pengecatan marka jalan dengan anggaran sebesar Rp25 miliar, lalu pembelian karet petani sebagai bahan campuran aspal karet sebesar Rp100 miliar.
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH