tirto.id - NASA masih melakukan persiapan untuk misi operasi Mars 2020 Rover. Salah satu persiapannya yaitu proyek SAND-E (Semi-Autonomous Navigation for Detrital Environments) yang merupakan upaya menguji teknologi ini di lingkungan seperti Mars. Tes ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang akan diinformasikan pada tim operasi Mars 2020.
Dilansir dari situs web NASA, Mars 2020 adalah misi penjelajah Mars oleh Program Eksplorasi Mars NASA dengan peluncuran yang direncanakan pada 17 Juli 2020. Untuk keberangkatannya, NASA sudah menyiapkan rover tanpa awak yang dinamakan Mars 2020 Rover.
Pada proyek persiapan kali ini para ilmuwan meggunakan robot rover yakni kendaraan eksplorasi ruang angkasa yang dirancang untuk bergerak melintasi permukaan sebuah planet atau benda angkasa lainnya. Ia ditugaskan untuk mendeteksi lingkungan yang mirip dengan Planet Mars.
Lokasi penelitian ini berada di kaki Langjokull, gletser terbesar kedua di Islandia, tepatnya di pasir basal hitam bidang lava Lambahraun. Para ilmuwan dan insinyur berkumpul selama tiga minggu musim panas ini untuk mengembangkan dan menguji prototipe robot penjelajah dan drone Mars.
“Kami bertujuan untuk mengeluarkan informasi secepat mungkin pada tahun ini, sehingga pada operasi 2020 tim tersebut dapat menggunakan informasi untuk mendukung pengembangan alat Mars 2020 yang akan terbang ke Mars,” ujar Ryan Ewing kepada Space.com.
Ia merupakan seorang Associate Professor di Departemen Geologi dan Geofisika Texas A&M University dan juga bertindak sebagai peneliti utama Texas A&M untuk proyek SAND-E ini.
Dari 8 Juli hingga 5 Agustus 2019, tim peneliti menguji prototype rover yang berbentuk kendaraan listrik kecil yang berwarna oranye dan putih. Selain itu ia juga menguji pesawat tanpa awak (drone) di atas bidang lava, sehingga pesawat bisa menunjukkan kemampuan potensial helikopter Mars 2020.
“Dari hasil dari pengujian drone, tim peneliti mampu membuat peta permukaan resolusi tinggi. Sehingga para ilmuwan dapat dengan cepat membuat keputusan, di mana mereka akan menempatkan rover pada proyek kali ini,” ujar Ewing menambahkan.
Menurut Ewing, gambar dan data yang dikumpulkan drone memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi daripada gambar yang mungkin diperoleh oleh satelit yang mengorbit Mars. Hal ini membuat peneliti bisa mendapatkan pandangan yang lebih jelas dengan pengamatan dari drone yang terbang tepat di atas permukaan planet untuk misi esok.
Meskipun helikopter Mars 2020 saat ini hanya demonstrasi teknologi, Ewing menyarankan pekerjaan seperti penelitian ini dapat membantu mendukung eksplorasi di masa depan dengan pesawat di Mars. Untuk kendaraan rover para peneliti pada proyek SAND-E memiliki empat roda dan dua motor yang ditenagai oleh 12 aki mobil kecil.
"Rover yang kami miliki ini tidak dapat dihancurkan," ujar Adam Deslauriers, manajer ruang dan pendidikan, di Misi Kanada Space Control Services. Rover yang akan dioperasikan pada Planet Mars akan lebih peka terhadap kondisi Mars daripada Islandia.
Rover dikendalikan dari jarak jauh, rover ini memiliki berat 1.257 pon (570 kilogram) bergerak dengan kecepatan 7,9 inci (20 sentimeter) per detik. Memang tidak cepat, tetapi laju lambat ini memungkinkan rover menggunakan sensor dan kamera dua lensa untuk mengumpulkan data dan gambar saat melintasi medan Islandia dan Mars.
Dilansir Hurriyet Daily News, tim bekerja di lokasi ini karena Islandia "adalah penggambaran dari Mars dan bulan. Para ilmuwan percaya, sebelum Mars kehilangan atmosfernya dan menjadi tandus, gurun beku seperti sekarang ini, ia memiliki banyak kesamaan dengan Islandia.
Dengan menguji teknologi luar angkasa di tempat-tempat di Bumi seperti Islandia, para ilmuwan dapat "meletakkan sepatu bot di tanah" dan menguji apa yang dapat dilakukan di dunia ini tanpa pergi ke Mars terlebih dahulu.
Ewing menambahkan, mereka berharap tes ini akan mengurangi risiko untuk misi masa depan menggunakan teknologi serupa. Lokasi di mana tim menguji robot tersebut sangat unik yakni ada di bagian bawah gletser.
"Kami pada dasarnya mulai sedekat yang kami bisa ke gletser dan kami akan menavigasi rover melewati sungai-sungai aktif yang berada di bawah gletser," kata Ewing.
Mereka akan mampu menguji bagaimana sedimen yang dihasilkan dari erosi glasial dan erosi sungai dan erosi angin berubah baik secara fisik maupun kimia.
Penulis: Rachma Dania
Editor: Dipna Videlia Putsanra